Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 23 November 2025, "Kebesaran Seorang Raja ang Terluka"'

Bagaimana bisa menganggap bahwa Yesus, yang mati di salib seperti seorang hamba

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO-DOK
Pastor John Lewar, SVD 

Seorang yang bangkit mulia, tetapi tanpa sensasi.

Injil Lukas menampilkan tanda pengenal Kristus, Raja kita yakni salib dan penderitaan.

Pertanyaan muncul, apakah salib dan penderitaan dapat menampilkan kebesaran seorang raja? Di mana terletak kebesaran Kristus sebagai Raja?

Karl Jaspers, pernah menulis:” Yang membuat seseorang menjadi besar itu, bukan prestasinya, bukan kebajikannya, bukan kepintarannya, tetapi apabila orang lain mengatakan bahwa mereka menjadi lebih baik, kalau berhadapan dengan dia.

Seorang itu menjadi besar, kalau daripadanya terpancar pengaruh yang menjernihkan, kalau ia memancarkan kekuatan yang membuat orang lain bertumbuh dan berkembang.

Hal ini berlaku juga pada seorang Raja dan Pemimpin. Seorang Raja atau Pemimpin disebut besar, bukan karena prestasinya, kuasanya, atau kepintarannya, tetapi apabila ia memancarkan kekuatan yang menyucikan, apabila daripadanya terpancar pengaruhnya yang membuat manusia berkembang.

Apakah Yesus memiliki daya yang menjernihkan dan menyucikan? Apakah Dia memiliki kekuatan yang membuat kita manusia bertumbuh dan berkembang menjadi lebih sempurna?

Dalam suratnya yang pertama kepada jemaat di Korintus, Santu Paulus menulis:” Karena Allah mau tinggal di dalam diri Yesus dengan kepenuhanNya supaya melalui Dia segala sesuatu didamaikan. Segala sesuatu di dalam Surga, maupun di bumi diarahkan kepada Kristus, yang membangun perdamaian di kayu salib melalui DarahNya”.

Di kayu Salib, Kristus mendamaikan segala sesuatu. Yesus datang untuk mendamaikan dunia dengan Allah. Dan ini terjadi melalui DarahNya di kayu salib.

Maka kematian Yesus Kristus adalah bukti besarnya cinta kasih. Di kayu salib, Raja yang terluka mendamaikan kita dengan Allah.

Pada kayu salib, ada pengampunan dosa. Seorang penjahat yang berada di sampingnya mengatakan: ”Yesus, ingatlah akan daku, apabila Engkau datang sebagai Raja”.

Yesus berkata: Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, hari ini juga engkau akan berada bersamaKu di dalam Firdaus”.

Yesus Raja Yang Terluka dan si penjahat tidak mengalami suatu jarak, sedang berada dalam sakrat maut, mengampuni segala dosa di masa lampau.

Kepada jemaat di Kolose Rasul Paulus menegaskan: melalui Dia kita memperoleh pengampunan dosa. Di hadirat raja yang terluka, si penjahat mengakui bahwa Yesus adalah sahabat, yang setia dan mengerti.

Kebesaran Raja damai, Raja yang terluka adalah Dia yang mengerti masa silam yang gelap dari setiap kita manusia dan mengampuninya.

Sumber: Pos Kupang
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved