Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Rabu 5 November 2025, "Ikut Tuhan Berjuang untuk Setia agar Bisa Berkorban"

Ini hanya terjadi dalam diri orang-orang yang sungguh-sungguh setia, berkomitmen tinggi, berkorban apa saja untuk mengikuti Tuhan.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Rabu, 5 November 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
(Rm 13:8-10; Mzm 112:1-2.4-5.9; Luk 14:25-33)

IKUT TUHAN BERJUANG UNTUK SETIA AGAR BISA BERKORBAN

"Setiap orang di antaramu yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku." (Luk 14:33).

Harga utama ikut Yesus adalah pengorbanan. Orang setia pasti bersedia untuk berkorban, tidak hanya korban materi, tetapi juga nyawa sekalu pun.

Ikut Yesus tidak bisa hanya ramai-ramai saja. Ikut Yesus butuh proses yang matang agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Sebab ikut Yesus berarti mengambil bagian secara integral dalam peristiswa Yesus sendiri yaitu penderitaan, wafat dan kebangkitan-Nya. 

Sebagai Anak Allah, Yesus mengikuti kehendak Bapa-Nya yaitu menjadi penebus dosa dunia. Harga dosa kita mahal. Yesus setia maka Ia berkorban. Yesus hidup dalam semangat kekosongan. Ia tidak miliki apa-apa.

Semangat hidup sebagai umat kristiani (pengikut Kristus) itu berbeda dengan cara hidup umat manusia mana pun di muka bumi ini. Menderita karena iman akan Kristus membawa sukacita karena ganjaran besar di Surga.

Ini hanya terjadi dalam diri orang-orang yang sungguh-sungguh setia, berkomitmen tinggi, berkorban apa saja untuk mengikuti Tuhan.

Tuhan dan keselamatan kekal menjadi prioritas hidupnya. Mencintai Tuhan full tanpa sisa. Ia rela melepas semua karena ia yakin sungguh bahwa dalam Tuhan segalanya sudah disediakan. 

Bagaimana cara hidup kita sebagai pengikut Tuhan?  Santo Paulus menekankan kasih. Persaudaraan sejati, damai dan kerukunan akan tercipta di antara kita jika segala perkataan dan perbuatan kita didasari oleh motivasi kasih. 

"Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia. Karena itu, kasih itu kegenapan hukum Taurat." (Rm 13:10).

Cara hidup pengikut Kristus menurut pendapat Paulus: hindari utang. Utang itu membawa belenggu, penjara jika tidak sanggup membayar.

Oleh karena utang ada kebencian, dendam bahkan permusuhan. Utang bertentangan dengan semangat kasih dan karena itu sedapat mungkin dihindari. Jangan melakukan kejahatan, jangan mengingini barang orang lain. Hidup saling mengasihi sebagai  pengikut Tuhan.

Prmazmur bermadah demikian, "Berbahagialah orang yang takwa pada Tuhan, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya. Anak cucunya akan perkasa di bumi; keturunan orang benar akan diberkati." (Mzm 112:1-2). Allah dalam kehendak luhur-Nya ialah kita percaya dan mengikuti PutraNya agar selamat.

Ketika sudah ikut Dia (Yesus), Allah akan menolong kita untuk melaksanakan perintah-perintah Putra-Nya, terlebih untuk saling mengasihi satu dengan yang lain. Berjuang setia dan menjadi murah hati. Sebab orang murah hati, tanduknya meninggi dalam kemuliaan. Orang jahat direndahkan dalam kehinaan. 

Kasih Yesus itu abadi. Maka kasih-Nya menjadi model kasih dalam hidup bersama kita. Mengasihi Tuhan dengan sungguh-sungguh akan tampak juga dalam mengasihi keluarga dan sesama. Tuhan menjadi Prioritas dalam hidup kita. Kita andalkan Dia demi hidup dan keselamatan kelak.

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Rabu/Pekan Biasa XXXI/C/I, 051125)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved