Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Selasa 4 November 2025, "Para Murid dan Perannya"

Santo Karolus Barromeus melayani dengan hangat dalam cinta kasih. Kita ikut teladannya melayani dengan hati yang tulus iklas.

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik
Selasa, 4 November 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
PW Santo Karolus Borromeus, Uskup
PARA MURID DAN PERANNYA MENGHADIRKAN SEBANYAK MUNGKIN ORANG DALAM PERJAMUAN TUHAN
(Rm 12:5-19a; Mzm 131:1.2.3; Luk 14:15-24)

"Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh." (Luk 14:23).

Pengajaran Yesus tentang perjamuan besar dan undangan kepada banyak orang, menggambarkan kehendak Allah yang rindu agar sebanyak mungkin orang selamat. 

Orang-orang yang berperan khusus dalam mengeksekusi kemauan Tuhan untuk keselamatan adalah para murid dan orang-orang terpanggil di zaman ini dan nanti. Ada keistimewaan yang mereka miliki. Kurang lebih mereka berjuang untuk menjadi rendah hati. 

Hal pertama dan terutama yang harus dibuat seorang murid adalah Ekaristi dan membaca Sabda Tuhan. Kedua makanan rohani ini amat sangat penting. Kurang atau tidak memprioritas Ekaristi dan membaca Sabda Tuhan maka sesungguhnya kita tidak pantas menjadi murid Tuhan. 

Merayakan dan dengan penuh hikmat menikmati makanan rohani (Tubuh -Darah Tuhan dan Sabda Kudus-Nya) menandakan bahwa Tuhan menjadi nomor satu dalam diri dan  hidup seorang murid.

Ketidakhadiran dalam perjamuan entah harian atau Hari Minggu dan hari-hari raya mencerminkan perilaku kita sebagai umat dan pengikut  Tuhan yang tidak menjadikan  Tuhan nomor utama dalam hidupnya.

Peran para gembala / para imam penting di sini. Kekuatan spiritual berperan sentral, Tubuh - Darah Tuhan dan Sabda-Nya. Potensi, talenta Tuhan sediakan. Namun tanpa perjamuan bersama Tuhan, semua talenta untuk karya keselamatan menjadi tak berguna. 

Pelayan Tuhan menurut Injil, harus bekerja keras melayani. Ikut semangat Tuhan Yesus, "Aku datang untuk melayani dan bukan untuk dilayani."

Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ untuk masuk dan menjadi selamat. Dalam iman tidak sedikit orang berada di persimpangan jalan. Ada kebingungan, keragu-raguan di sana, jalan mana yang akan ia tuju agar tidak tersesat. Dalam kondisi seperti ini para murid, pelayan-pelayan Tuhan  harus segera ada di sana, dan paksa mereka ikut jalan yang benar, sesuai instruksi Tuhan Yesus sendiri. 

Rahmat keselamatan pertama-pertama dinikmati oleh orang-orang yang tak diandalkan dalam dunia yaitu orang miskin, cacat, buta dan lumpuh. Kaum pinggiran ini dalam kelemahan dan kerapuhannya, Tuhan menjadi harapan dan kekuatannya.

Dalam hidup, mereka prioritaskan Tuhan. Mereka gampang membuka hatinya dan segera menerima undangan Tuhan masuk dalam perjamuan-Nya. 

Orang-orang yang menganggap diri unggul, hebat, punya kuasa, jabatan duniawi, sering sibuk dengan dirinya sendiri dan kepentingan fana ketimbang urusan-urusan rohani menuju meja perjamuan Tuhan.

Para murid dan pelayan Tuhan harus peka dalam pendampingan kaum elite ini. Jika tidak mereka hanya memiliki ilusi dan kerinduan untuk selamat namun tak kesampaian. 

Para murid, Tuhan paksa ke semua jalan misi dan persimpangan wilayah-wilayah utusan, dengan penuh kerendahan hati dan keberanian membawa orang-orangnya Tuhan, masuk dalam perjamuan-Nya. 

Santo Paulus bilang, "Kita ini, walaupun banyak, merupakan sstu tubuh dalam Kristus, masing-masing adalah anggota satu sama lain." (Rm 12:5). Hal yang mesti disadari dan dipegang teguh dalam hidup adalah Tuhan menjadi prioritas, sesama dan diri sendiri. 

Sebagai satu anggota dalam Kristus, kita saling memperhatikan, melayani dan saling mendahului dalam menghormati yang lain.

Dalam pelayanan menuju kebaikan bersama dan induvidu, Allah beri karunia sesuai dengan kemampuan tiap anggota yaitu karunia untuk bernubuat, melayani, mengajar dan menasihati, memimpin dilakukan dengan rajin, murah hati dilakukan dengan sukacita.

Semua pelayanan dalam bidang apa saja harus dilakukan dengan tulus hati, kejujuran dan jangan pura-pura, saling menaruh kasih sebagai saudara dan saling memberi hormati. 

Tugas pelayanan sebagai murid Tuhan di tengah tata dunia, tantangan pasti ada. Santo Paulus mengeguhkan kita, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa." (Rm 12:12). Semua  murid Tuhan harus rendah hati, setia dan membuka diri  untuk bekerja sama. 

Pemazmur bermadah demikian, "Tuhan, aku tidak tinggi hati, tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku." (Mzm 131:1).

Umat pasti sibuk dalam urusan-urusan duniawi. Mereka tidak gampang terlibat dalam urusan keselamatan jiwanya. Para murid Tuhan mau tidak mau harus membuka diri  dan kerja sama. Jika tidak perjamuan Tuhan dalam Ekaristi menjadi sepi.

Umat mesti ada jadwal rohani untuk bertemu dengan Tuhan. Siapkan waktu berjumpa dengan Tuhan dalam Ekaristi.

Dengarkan suara imammu, ikut dia masuk dalam perayaan Ekaristi yang melambangkan Perjamuan bersama Tuhan dalam kerajaan-Nya. 

Santo Karolus Barromeus melayani dengan hangat dalam cinta kasih. Kita ikut teladannya melayani dengan hati yang tulus iklas.

Para murid Tuhan, para gembala dan para imam, selalu berjuang menjadi yang terbaik umat Allah. 

Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Selasa/Pekan Biasa XXXI/C/I, 041125)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved