Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Minggu 2 November 2025, "Hidup Memiliki Tujuan Ilahi"

Hidup sebagai orang Katolik, dalam perjalanan iman, kita disebut peziarah

Editor: Eflin Rote
POS-KUPANG.COM/HO
Pater Fransiskus Funan Banusu SVD 

Renungan Harian Katolik

Minggu 2 November 2025

Oleh: Pater Fransiskis Funan Banusu SVD

Perayaan Pengenangan Arwah Semua Umat Beriman

HIDUP MEMILIKI TUJUAN ILAHI

(2Mak 12:43-46; Mzm 130:1-2.3-4.5-6a.6b.7-8; Ul 5; 1Kor 15:20-24a.25-28; Yoh 6:37-40).

"Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barang siapa datang kepada-Ku tidak akan Kubuang." (Yoh 6:37).

Dunia adalah tempat penuh makna buat peziarahan hidup manusia. Hidup manusia di dunia ini memiliki tujuan.

Hidup sebagai orang Katolik, dalam perjalanan iman, kita disebut peziarah.

Dalam persekutuan iman sebagai umat Allah kita adalah Gereja Peziarah. 

Tuhan Yesus sebagai gembala agung jiwa-jiwa, menuntun kita dalam peziarahan hidup ini.

Hal ini penting agar kita sadar bahwa hidup tidak selesai di bumi. Hidup itu berkelanjutan dan memiliki dalam dirinya sendiri tujuan ilahi.

Sebab itu Yesus menegaskan dalam ajaran-Nya tentang kebangkitan, "Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku  jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman." (Yoh 6:39).

Allah bersolider dengan kita sebagai umat-Nya. Yesus diutus untuk peduli dengan kita dan secara intensif terlibat menyelamatkan kita, agar kehendak Bapa-Nya terwujud, 'tidak ada yang hilang setelah mengakhiri peziarahan hidupnya di dunia ini. ' 

Perayaan pengenangan semua umat beriman ini penting bagi sesama kita yang telah mendahului kita meninggalkan dunia.

Mereka membutuhkan bantuan kita untuk keselamatan mereka. Penantian pemulihan, pentahiran disebut sebagai Gereja di Api Penyucian.

Doa-doa dan perayaan Ekaristi hari ini amat bermakna.

Tindakan spiritual ini menghadirkan kerahiman Allah untuk indulgensi bagi mereka yang jiwanya telah berada di ambang pintu untuk bertemu Sang Penciptanya. 

Kitab 2 Makabe mewartakan dengan kuat tentang kebangkitan orang mati itu.

Dan mengajak kita untuk berbuat sesuatu yang penting bagi mereka yang meninggal dunia. 

Berdoa dan persembahan khusus bagi saudara-saudari yang meninggal itu perlu untuk kurban penghapus dosa.

"Sebab jika kita tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati." (2Mak 12:44).

Orang-orang yang semasa hidupnya membaktikan diri dan hanya mengandalkan Tuhan telah hidup dalam persekutuan para kudus dalam Surga.

Mereka ini disebut Gereja Jaya. Kita bersyukur atas cara hidup mereka yang sangat mengagumkan baik di tengah-tengah kita maupun di hadapan Allah. 

Hidup ini mengarah kepada hidup abadi. Ada tujuan ilahi yang akan digapai kelak.

Orang-orang yang telah meninggal mengalaminya dalam sukacita abadi. Ada juga yang masih dalam proses pemurnian jiwa untuk keselamatan kekal. 

Pemazmur bermadah, "Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti dan aku mengharapkan firman-Nya.

Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih daripada pengawal mengharapkan pagi." (Mzm 130:5-6a).

Jiwa tetap gelisah sebelum beristirahat dengan damai dalam kemuliaan Kerajaan Bapa dalam persekutuan dengan Kristus.

Santo Paulus mewartakan bahwa semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

"Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus." (1Kor 15:22). 

Kristus menjadi jaminan keselamatan jiwa kita. Dalam hidup di dunia ini, kita berjuang mengatur hidup selaras kemauan Tuhan Yesus.

Yesus komit mengasihi kita tanpa sisa. Sementara kita masih punya perhitungan mengasihi Tuhan dalam diri sesama kita yang susah.

Kita pinta bantuan Tuhan untuk menolong dalam menabur kebaikan dalam spirit kasih.

Hanya cinta yang membuat hidup berarti dan beraroma harum di hadapan Tuhan.

Dalam cinta kasih kita bersekutu selamanya. Cinta mengalahkan semua kejahatan yang menghalangi kita bersatu.

Karena cinta kasih, kubur dan kematian luluh demi persekutuan dalam roh dengan mereka yang telah meninggal.

Mereka yang meninggal dan kita doakan dalam kasih, telah mendapat indulgensi entah penuh atau sebagian dari Allah untuk bahagia abadi mereka. 

Kita yang masih hidup dalam peziarahan di bumi ini, kita urus hidup baik-baik sesuai petunjuk Tuhan dalam ajaran-Nya tentang Sabda Bahagia.

Selain itu doa dan Ekaristi sebagai napas-kekuatan iman tentu menjadi hal mutlak yang mesti diwujudkan.

Kesadaran akan kelemahan manusiawi terus direnungkan hingga pertobatan sejati dalam hidup.

Berbuat kasih secara kontinu dalam hal-hal kecil, apa pun itu pasti mendapat tempat di pusaran kerahiman Tuhan. Hidup mempunya tujuan ilahi.

Selamat Hari Minggu. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Minggu/Pekan Biasa XXXI/C/I, 021125).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved