Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Senin 6 Oktober 2025, "Mengasihi Tuhan dan Sesama"

Panggilan menjadi murid Yesus itu mengagumkan tetapi sekaligus menantang. Dalam hal ini, kita perlu membedakan beragama dan beriman.

Editor: Eflin Rote
Dok. POS-KUPANG.COM
RENUNGAN - RP. John Lewar SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik Suara Pagi
Bersama Pastor John Lewar SVD
Biara Soverdi St. Yosef Freinademetz
STM Nenuk Atambua Timor – NTT
Senin, 6 Oktober 2025
Bruno
Yun. 1:1-17; 2:10; MT Yun. 2:2,3,4,5,8; Luk. 10:25-37
Warna Liturgi Hijau

MENGASIHI TUHAN DAN SESAMA

Yesus mengundang kita untuk menghadirkan kasih-Nya di tengah dunia lewat perbuatan kasih. Yesus sendiri telah meneladankan perbuatan demikian bagi kita.

Ia melawat orang yang sakit, mengusir roh jahat, menyambut orang berdosa, membangkitkan orang mati. Banyak orang mengecam perbuatan kasih ini terutama para Ahli Taurat, Kaum Farisi dan kelompok lain.

Namun, Yesus tidak gentar melakukannya. Yesus sendiri menyatakan bahwa Ia datang bukan untuk melakukan kehendakNya melainkan kehendak Bapa-Nya yaitu melaksanakan kasih bagi sesama dan dunia.

Panggilan menjadi murid Yesus itu mengagumkan tetapi sekaligus menantang. Dalam hal ini, kita perlu membedakan beragama dan beriman. Banyak orang beragama tetapi belum tentu beriman.

Lebih parahnya lagi, agama seringkali dimanfaatkan oleh sekelompok orang demi kepentingan sendiri. Bahkan, sering juga digunakan sebagai alat memobilisasi massa menindas sesama beragama lain. Dalam hal ini, manusia beragama mereduksi keluhuran Tuhan dengan kepentingan mereka sesaat.

Banyak orang melakukan perbuatan-perbuatan kasih kepada sesama dan menaruh kepedulian pada lingkungan sekitar. Mereka lebih mengedepankan nilai ajaran iman daripada sibuk dengan urusan institusi keagamaan termasuk ritual yang dijalankan di dalamnya.

Yesus mengutus kita hari ini untuk mengamalkan perbuatan kasih pada Tuhan dan sesama. Agama yang baik melahirkan umat beriman, dan iman yang sejati mendorong orang terus-menerus melakukan kasih.

“Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Luk.10:27).

Dalam Sabda ini, tampak jelas bahwa kasih kepada Tuhan sama bobotnya dengan kepada sesama. Seringkali yang terjadi dalam hidup sehari-hari ialah kasih kita tidak seimbang. Kita sibuk dengan urusan keagamaan tetapi membatasi diri melayani sesama.

Mari kita memperbarui diri dengan terus-menerus menyeimbangkan kasihkepada Tuhan dan sesama. Kasih itu tidak mengenal batas-batas kelemahan manusia. Siapapun layak mendapat perlakuan adil dan bermartabat. Ini  tantangan kita bersama.

Kalau harus memilih, barangkali kita masih akan lebih memilih melayani sesama yang kita kenal baik daripada mereka yang lain walaupun mungkin mereka sangat membutuhkan uluran tangan kita. Namun demikian, kita tidak boleh berkecil hati.

Bila kita membaca dan merenungkan perjalanan Gereja di tengah dunia ini, banyak sekali orang kudus bertekun dalam perbuatan kasih ini.

Mereka mendedikasikan diri dalam pelayanan pada orang sakit dan miskin, kaum perempuan, berkebutuhan khusus, tawanan perang, memperjuangkan pendidikan dan keadilan. Keberpihakan yang sama dituntut dari kita di zaman ini.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved