Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Sabtu 27 September 2025, “Dengarkan dan Camkanlah Perkataan-Ku”

Dalam bacaan pertama, Zakharia 2:1-5, 10-11a, nabi Zakharia mendapat penglihatan tentang seorang yang mengukur Yerusalem.

Editor: Eflin Rote
dok-pribadi Bruder Pio Hayon SVD
Bruder Pio Hayon SVD menulis Renungan Harian Katolik 

Renungan Harian Katolik
Bruder Pio Hayon SVD
Hari Sabtu Pekan Biasa XXV
Sabtu, 27 September  2025
PW Sto. Vinsensius a Paulo
Bacaan I:  Za.  2: 1-5.10-11a
Injil:  Luk. 9: 43b-45

“Dengarkan dan camkanlah perkataan-Ku”

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Salam sejahtera untuk kita semua. Pada hari ini, kita memperingati Santo Vinsensius a Paulo, seorang imam yang dikenal karena cintanya kepada orang miskin dan terlantar, serta pendiri Kongregasi Misi (Vincentian) dan Putri Kasih.

Tema "Dengarkan dan camkanlah perkataan-Ku" mengajak kita untuk merenungkan tentang pentingnya mendengarkan firman Allah dan mewujudkannya dalam tindakan nyata, terutama dalam pelayanan kepada mereka yang membutuhkan, seperti yang diteladankan oleh Santo Vinsensius.

Saudari/a terkasih dalam Kristus

Dalam bacaan pertama, Zakharia 2:1-5, 10-11a, nabi Zakharia mendapat penglihatan tentang seorang yang mengukur Yerusalem.

Tuhan berjanji untuk menjadi tembok berapi di sekeliling Yerusalem dan menjadi kemuliaan di tengah-tengahnya.

Tuhan juga mengajak umat-Nya untuk melarikan diri dari tanah utara dan tinggal di Sion, karena Ia akan datang dan diam di tengah-tengah mereka. Banyak bangsa akan menggabungkan diri kepada Tuhan pada waktu itu dan akan menjadi umat-Nya.

Kisah ini menggambarkan harapan akan Yerusalem baru, kota Allah yang penuh kemuliaan dan keselamatan. Dalam Injil Lukas 9:43b-45, ketika semua orang sedang удивлялись atas segala sesuatu yang diperbuat-Nya, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Camkanlah segala perkataan-Ku ini: Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia." T

etapi mereka tidak mengerti perkataan itu; artinya itu tersembunyi bagi mereka, sehingga mereka tidak dapat memahaminya, dan mereka takut untuk menanyakannya kepada-Nya.

Yesus menekankan pentingnya untuk tidak hanya mendengar perkataan-Nya, tetapi juga untuk mencamkannya, yaitu merenungkan dan menghayatinya dalam hati.

Para murid belum memahami sepenuhnya tentang penderitaan dan kebangkitan Yesus, dan ini menghalangi mereka untuk memahami makna sejati dari pelayanan-Nya. Santo Vinsensius a Paulo adalah contoh nyata dari seseorang yang mendengarkan dan mencamkan firman Allah, serta mewujudkannya dalam tindakan nyata.

Ia tergerak oleh penderitaan orang-orang miskin dan terlantar, dan ia mengabdikan seluruh hidupnya untuk melayani mereka.

Ia mendirikan Kongregasi Misi untuk melatih para imam dalam pelayanan kepada orang miskin dan Putri Kasih untuk merawat orang sakit, yatim piatu, dan orang-orang yang membutuhkan pertolongan.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved