Timor Leste
Warga Indonesia di Timor Leste Diminta Tak Ikut Demonstrasi
KBRI mengimbau seluruh WNI di Timor Leste agar tetap tenang dan menjauhi kawasan sekitar parlemen.
POS-KUPANG.COM, DILI - Warga negara Indonesia atau WNI yang berada di Timor Leste diimbau untuk tidak terlibat dalam demonstrasi yang berlangsung di negara itu.
Imbauan itu disampaikan Kedutaan Besar Republik Indonesia atau KBRI Dili melalui sejumlah grup WhatsApp WNI di Dili. KBRI mengimbau seluruh WNI di Timor Leste agar tetap tenang dan menjauhi kawasan sekitar parlemen.
Adapun demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berkembang menjadi aksi anarkis setelah massa membakar ban dan sebuah mobil pemerintah. Namun, aparat keamanan berhasil mengendalikan situasi sehingga kerusuhan tidak meluas.
KBRI menegaskan pentingnya bagi WNI untuk tidak terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam aksi unjuk rasa di Timor Leste.
Baca juga: Demo Mahasiswa Paksa Parlemen Timor Leste Batalkan Dua Kebijakan Kontroversial
KBRI juga melaporkan bahwa situasi di ibu kota Timor Leste kini berangsur kondusif usai aksi demonstrasi yang digelar di depan Universitas Nasional Timor Lorosa’e (UNTL) dan Gedung Parlemen Nasional.
Dalam keterangan resmi, KBRI menyampaikan bahwa meski sempat terjadi kericuhan, termasuk pembakaran mobil pemerintah atau kareta estado, kondisi terkini sudah terkendali. Aparat keamanan sebelumnya membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata.
“Situasi di Dili saat ini relatif kondusif. Demonstrasi sudah bubar dan perwakilan mahasiswa telah diterima oleh Parlemen Nasional Timor Leste,” demikian disampaikan oleh pihak KBRI Dili pada Kamis (18/9/2025).
Parlemen Batalkan Dua Kebijakan
Demonstrasi mahasiswa di Timor Leste telah memaksa Parlemen negara itu membatalkan dua kebijakan kontroversial yang sebelumnya telah dibuat.
Adapun demonstrasi mahasiswa berlangsung sejak Senin (15/9/2025). Gelombang demonstrasi yang menekan pemerintah bahkan masih berlangsung hingga Rabu (17/9/2025).
Parlemen Timor Leste sepakat menghapus pemberian tunjangan pensiun seumur hidup pada Rabu (17/9/2025), setelah sehari sebelumnya membatalkan pembelian mobil mewah bagi 65 anggota parlemen.
Ribuan mahasiswa yang turun ke jalan menilai kebijakan tersebut tidak adil, mengingat kondisi ekonomi negara dengan populasi 1,3 juta jiwa itu masih bergantung pada cadangan minyak dan gas yang kian menipis.
Baca juga: Demo Ricuh Timor Leste, Mahasiswa Bakar Mobil Pemerintah, Polisi Tembak Gas Air Mata
"Kami mulai protes ketika mereka memutuskan membeli mobil. Tapi ini meledak karena orang sudah lelah dengan semua ini. Rakyat tidak punya akses pendidikan, air bersih, dan sanitasi yang baik, tapi mereka malah membuat undang-undang untuk menguntungkan diri sendiri,” ujar Cezario Cesar, mahasiswa 30 tahun yang memimpin aksi, kepada BBC.
Meski parlemen sudah mengumumkan pembatalan terhadap dua kebijakan kontroversial, ribuan mahasiswa tetap melanjutkan aksi pada hari ketiga, Rabu (17/9/2025).
Para demonstran ingin memastikan janji parlemen benar-benar dijalankan, terutama terkait isu pembelian mobil dinas yang sempat dikabarkan sudah dipesan.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.