Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Senin 15 September 2025, "Bunda Maria Berdiri Bungk di Depan Salib"
Duka yang paling mendalam bagi seorang ibu ialah ketika ia menyaksikan secara langsung
Renungan Harian Katolik
Senin 15 September 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
PW Santa Perawan Maria Berdukacita
DALAM DUKACITA MENDALAM, BUNDA MARIA BERDIRI BUNGKAM DI DEPAN SALIB PUTRANYA
(Ibr 5:7-9; Mzm 31:2-3a.3b-4.5-6.15-16.20; Yoh 19:25-27)
"Waktu Yesus bergantung di salib, di dekat kaki salib berdirilah ibu Yesus dan saudara ibu Yesus, Maria, istri Kleopas dan Maria Magdalena." (Yoh 19:25).
Duka yang paling mendalam bagi seorang ibu ialah ketika ia menyaksikan secara langsung buah hatinya meninggal dan diarak ke pemakaman.
Kita tidak bisa membayangkan dan memprediksi duka / kesusahan besar seperti apa yang sedang bergejolak dalam diri yang mengalaminya.
Apalagi kematian melalui penyiksaan sadis hingga kematian ngeri di atas salib seperti Yesus dan disaksikan Bunda-Nya sendiri dari satu episode penyiksaan ke episode penderitaan lainnya.
Kini terjawab sudah ramalan Simeon di baik Allah saat Maria dan Yusuf mempersembahkan Yesus, "Suatu pedang akan menembus jiwamu - supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang." (Luk 2:35).
Jiwa Sang Bunda yang berdukacita tidak hanya tertusuk tombak tetapi serentak teriris saat anaknya Yesus diturunkan dari salib dan dalam keadaan tak bernyawa berada di atas pangkuannya.
Di sini duka mencekam, tiada kata terucap kecuali derai air mata dan keheningan pilu yang dasyat.
Bayangkan Yusuf bapa asuh-Nya tidak ada ketika itu, mungkin ia telah meninggal, Sang Bunda berdukacita telah menjanda dan kini kehilangan putranya.
Maka sebelum meninggal, Yesus mengurus kenyamanan hidup ibu-Nya dengan secara resmi menyerahkannya kepada murid yang dikasihi-Nya, "Ibu, inilah anakmu!" "Inilah ibumu!" (Yoh 19:26.27).
Bunda berdukacita mengambil bagian dalam sengsara dan wafat putranya.
Peristiwa duka sang bunda menyatu dengan misi keselamatan Almasih yang ia kandung dan melahirkan-Nya. Semuanya ini terjadi sesuai dengan kehendak Allah.
Yesus belajar taat dan menjadi sumber keselamatan bagi semua orang yang menaati-Nya. Maria Bunda-Nya menyimpan semua perkara itu dalam hatinya, merenungkannya dan menjalankannya dalam hidupnya.
Yesus pun sama. "Sekalipun Ia Anak Allah, dalam hidup-Nya sebagai manusia, Kristus telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut." (Ibr 5:7).
Karena Yesus taat dan setia kepada kemauan Bapa-Nya maka Ia mencapai puncak prestasi yaitu menjadi pokok keselamatan bagi semua orang yang taat pada-Nya.
Renungan Harian Katolik Minggu 14 September 2025, "Anak Manusia Harus Ditinggikan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 14 September 2025, "Apa Makna Salib Suci Bagimu?" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 13 September 2025, "Salib Tuhan: Daya Pesona Ilahi" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 14 September 2025, "Salib: Tanda Kasih yang Menyelamatkan" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Minggu 14 September 2025: Kekuatan Salib di Zaman Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.