Renungan Harian Katolik
Renungan Harian Katolik Sabtu 13 September 2025, "Sabda Tuhan: Fondasi Rumah Iman Kita"
Manusia rindu hidup baik. Pedoman untuk hidup baik dan berbuah baik dalam perkataan dan perbuatan adalah Sabda Tuhan yang kita baca
Renungan Harian Katolik
Sabtu 13 September 2025
Oleh: Pater Fransiskus Funan Banusu SVD
PW Santo Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
SABDA TUHAN: FONDASI RUMAH IMAN KITA
(1Tim 1:15-17; Mzm 113:1-2.3-4.5a.6-7; Luk 6:43-49)
"Barang siapa mendengarkan sabda-Ku dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar." (Luk 6:49a).
Manusia rindu hidup baik. Pedoman untuk hidup baik dan berbuah baik dalam perkataan dan perbuatan adalah Sabda Tuhan yang kita baca dalam Kitab Suci atau yang kita dengar lalu kita berjuang melaksanakannya dalam hidup kita.
Sabda Tuhan yang telah berakar dalam hati dan menjadi daging dalam tubuh kita, menjadi landasan kokoh kebaikan dalam hidup kita.
Pohon baik melambang hati manusia yang baik. Apalagi hati manusia yang telah diresapi sabda Tuhan. Melalui wejangan tentang pohon baik yang menghasilkan buah yang baik, Yesus menegaskan tentang hati yang baik. Hati yang baik adalah asal segala yang baik dalam diri manusia.
Hati yang baik bersumber pada Sabda Tuhan. Kearifan untuk hidup baik, taat dan setia, kita peroleh melalui Kitab Suci yang kita baca, dengar dan renungkan lalu dipraktikan dalam hidup sehari-hari. Manusia dikenal dari buah perbuatannya.
Jika buat baik disebut orang baik dan sebaliknya. Ketaatan dan kesetiaan pada Sabda Tuhan memberdayakan seseorang untuk bertahan menghasilkan buah kebaikan dalam hidupnya walau diterpa godaan. Orang yang memiliki ketangguhan dalam kebaikan karena hatinya teguh, diminta Tuhan untuk menjadi cahaya bagi sesamanya dalam kegelaman hidupnya.
Sementara orang yang hidup dalam kegelapan dosa Tuhan tetap menjadi cahaya baginya. Kita juga sadar untuk mengakui bahwa kita tidak akan sempurna. Kesempurnaan hidup kita terdapat dalam upaya tiada henti untuk terus bertobat dari waktu ke waktu. Cahaya kasih Tuhan menjumpai Saulus sebelum menjadi Paulus. Ia diampuni dan dikasihi.
Ia kemudian dipanggil menjadi pewarta kasih Tuhan kepada bangsa-bangsa. Santo Paulus setelah bertobat dan menjadi alat Tuhan mengakui dirinya demikian, "Di antara orang-orang berdosa akulah yang paling berdosa. Karena itu aku dikasihani, agar dalam diriku yang paling berdosa ini Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya." (1Tim 1:15.16).
Tuhan sabar terhadap setiap pribadi yang bertobat. Karena kita makhluk berdosa maka kita dengan penuh kerendahan hati membuka diri terhadap kerahiman ilahi Tuhan.
Sebab Tuhan Yesus diutus Allah hadir di tengah-tengah kita untuk membereskan hukuman kekal atas kematian karena dosa-dosa itu.
Paulus menjadi contoh orang beriman kokoh karena setia dan taat pada Sabda Tuhan. Ia bertobat total dan menjadi pohon baiknya Tuhan yang berbuah keselamatan bagi bangsa-bangsa.
Tuhan baik bagi semua orang. Pemazmur bermadah demikian, "Siapa seperti Tuhan, Allah kita yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi? Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur.
Ketika Sabda Tuhan menjadi fondasi rumah iman kita bersama, maka opsi tugas perutusan kepada kaum marginal akan terlaksana sebagai yang kehendaki oleh Tuhan Yesus sendiri.
Selamat beraktivitas hari ini. Tuhan berkatimu semua. (RP. FF. Arso Kota, Sabtu/Pekan Biasa XXIII/C/I, 130925)
Renungan Harian Katolik Jumat 12 September 2025, “Keluarkan Dulu Balok Dari Matamu” |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 12 September 2025, "Tuhan Mampukan Saya untuk Koreksi Diri" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Jumat 12 September 2025, "Balok Apa yang Ada di Mata Kita?" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 11 September 2025, "Kenakanlah Atribut Kasih" |
![]() |
---|
Renungan Harian Katolik Kamis 11 September 2025, “Kasihilah Musuhmu” |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.