NTT Terkini

Pembangunan Tidak Bisa Sekaligus Merata, Butuh Perhatian pada SDM

Pembangunan di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), tidak mungkin berlangsung sekaligus dan merata. Ada sejumlah sektor hadapi kendala.

Penulis: Apolonia M Dhiu | Editor: Apolonia Matilde
POS-KUPANG.COM/APOLONIA MATILDE DHIU
BINCANG SANTAI - Pengusaha sukses asal NTT yang juga Owner Yayasan Felix Maria Go (YFMG), Fransiscus Go, dalam bincang santai bersama tenaga ahli Kementerian Pangan, Simon Petrus Kamlasi, dan Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Yosep Falentinus Delasalle Kebo, di Hotel Aston Kupang, Jumat (5/9/2025). 

“Dan ini bukan gerakan hari ini, karena sudah lebih dari 10 tahun kami menjalankan misi sosial ini melalui Yayasan Felix Maria Go (YFMG). Kali ini ada kesempatan berkunjung dan mengajak Pak Simon Petrus Kamlasi (SPK) melihat langsung apa yang kita kerjakan di daerah.

Setelah ini, saya akan berkunjung ke Kabupaten Manggarai, setelah beberapa waktu lalu saya melakukan hal yang sama di Kabupaten Sumba Barat Daya,” katanya.

Dikatakannya, pihaknya melihat titik-titik yang bisa dibuat menjadi lahan percontohan, sehingga petani-petani di di desa bisa mempunya ide, dan semangat untuk bertahan. “Tidak ada hal yang serius saat ini, asalkan kita berpikir dan bersikap secara positif,” tutupnya.

Sementara itu, tokoh muda asal NTT, Simon Petrus Kamlasi, menambahkan, pelayanan kepada masyarakat tidak selalu harus dilakukan melalui jalur politik. Menurutnya, politik hanyalah salah satu jalan untuk mengekspresikan niat tulus melayani.

Hal itu disampaikan SPK ketika berbincang di Jakarta bersama Fransiscus Go. Dari diskusi itu, SPK melihat komitmen Fransiscus Go dalam menggarap kebutuhan mendasar masyarakat, khususnya penyediaan air bersih.

“Sebagai tokoh di Jakarta, saya penasaran dengan apa yang sudah dilakukan Pak Frans Go. Setelah banyak berdiskusi, saya melihat ternyata politik hanya salah satu jalan saja untuk mengekspresikan keinginan pelayanan. Jadi, sekalipun kita tidak berada di panggung politik, kita tetap bisa bekerja membantu masyarakat,” ujar SPK.

Sebelum menuju Desa Maumolo, SPK dan Frans Go sempat singgah di Kapan, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Di sana, keduanya melihat langsung potensi pertanian, khususnya kopi.

“Kopi dari Kapan, misalnya, punya prospek besar untuk dikembangkan. Pak Frans punya keinginan kuat untuk mendorong hal ini. Saya setuju, apalagi saya juga berasal dari wilayah itu,” tutur SPK.

Selain kopi, kebutuhan mendasar berupa air bersih juga mendapat perhatian serius. SPK menilai fokus Frans Go pada isu air bersih sangat tepat.

“Saya mau bersinergi karena saya melihat Pak Frans konsen di kebutuhan mendasar yakni penyediaan air bersih. Kalau melihat kontur medan, sebenarnya banyak peluang untuk improvisasi. Tinggal bagaimana kita mengelola dengan tepat,” jelasnya.

Di sisi lain, SPK yang kini menjabat sebagai tenaga ahli di Kementerian Pangan juga menaruh perhatian pada isu ketahanan pangan di NTT. Menurutnya, perlu ada keseimbangan antara konsumsi nasional dan produksi nasional agar Indonesia tetap optimis dalam mewujudkan swasembada pangan.

“Saya berharap NTT tidak terlalu terdampak dan tidak bergantung pada beras. Diversifikasi pangan harus terus digencarkan. Jangan kita paksa masyarakat makan beras, padahal ubi kayu dan pisang tersedia melimpah,” tegasnya.

SPK menambahkan, kunjungan kerja ini sekaligus menjadi kesempatan untuk melakukan konfirmasi lapangan mengenai kondisi pangan di daerah. “Ada keinginan konfirmatif, sambil jalan saya bisa melihat langsung kondisi bahan pangan di NTT,” ujarnya.

Bupati TTU, Yosep Falentinus Delasalle Kebo, mengapresiasi pemberdayaan ekonomi dan upaya membantu masyarakat menyediakan air bersih di TTU oleh putra daerah Fransiscus Go. Baginya, pembangunan harus didukung oleh semua pihak dan bukan tugas pemerintah semata.

Ke depan, katanya, dirinya sudah meminta bantuan kepada pemerintah pusat untuk membantu membangun jalan ke Kampung Maumolo dengan menggunakan APBN. (nia)

 

Ikuti berita POS-KUPANG.COM lain di GOOGLE NEWS

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved