Kota Kupang Terkini
Hari Reformasi Jadi Momentum GMIT Paulus Kupang Refleksi Panggilan Gereja dan Pembaruan Iman
Menurutnya, inti dari reformasi adalah panggilan untuk kembali kepada Alkitab dan kepada Kristus sebagai pusat kehidupan bergereja.
Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Yuan Lulan
POS-KUPANG.COM, KUPANG – Memperingati Hari Reformasi Gereja yang jatuh pada Jumat (31/10/2025), Gereja Masehi Injili di Timor (GMIT) diingatkan kembali untuk merefleksikan panggilan dan misinya sebagai gereja yang terus diperbarui oleh Tuhan dari waktu ke waktu.
Hal ini disampaikan oleh Pdt. Phebye Lulan, S.Th., pendeta GMIT Paulus Kupang, dalam wawancara bersama Pos Kupang, Jumat (31/10/2025).
Menurutnya, peringatan Reformasi menjadi momen penting bagi GMIT untuk meninjau sejauh mana gereja menjalankan panggilan dan pelayanannya dengan setia kepada Tuhan.
“Makna reformasi bagi GMIT yaitu masa untuk kita berefleksi sejauh mana perjalanan gereja yang terus memperbaharui diri dari waktu ke waktu. Reformasi mengingatkan kita untuk kembali pada panggilan sebagai gereja, bahwa kita hanya karena iman, karena anugerah, dan karena firman Tuhan kita diselamatkan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Pdt. Phebye menjelaskan bahwa semangat Reformasi yang dicetuskan oleh Martin Luther pada abad ke-16 tetap relevan hingga saat ini.
Baca juga: Penjabat Wali Kota Kupang Dorong UMKM dan Pedagang Kecil dalam Parade Jepang GMIT Paulus 2024
Menurutnya, inti dari reformasi adalah panggilan untuk kembali kepada Alkitab dan kepada Kristus sebagai pusat kehidupan bergereja.
“Martin Luther sudah memberi jalan bagi gereja untuk terus memperbarui diri agar tidak salah dalam menjalankan misinya. Semangat kembali pada iman, firman, anugerah, dan kemuliaan Tuhan harus terus hidup sampai hari ini,” kata Pdt. Phebye.
Ia menegaskan bahwa meskipun gereja bergumul dengan berbagai persoalan zaman, GMIT tetap harus mengingat bahwa pembaruan diri merupakan bagian dari perjalanan iman.
Gereja Harus Berdampak bagi Dunia Sekitarnya
Dalam pesan pastoralnya, Pdt. Phebye menekankan bahwa perayaan Hari Reformasi bukan sekadar seremonial, melainkan panggilan untuk menjadikan gereja sebagai berkat bagi lingkungan sekitar.
“Reformasi mengingatkan kita untuk melihat pertumbuhan dan dampak gereja. GMIT mesti memberi pengaruh baik bagi dunia di mana kita hidup. Jangan hanya membangun persekutuan untuk diri sendiri, tetapi juga menyebarkan kasih Kristus kepada sesama,” tegasnya.
Ia juga menyebut bahwa salah satu tantangan terbesar GMIT saat ini adalah membangun persekutuan yang sejati di tengah maraknya kepentingan sosial dan ajaran-ajaran yang menyesatkan, termasuk pengaruh negatif media sosial terhadap kehidupan iman umat.
“Zaman sekarang, persekutuan gereja sering dicederai oleh berbagai kepentingan. GMIT punya tantangan untuk memastikan persekutuan itu berdampak nyata bagi kehidupan bersama,” jelasnya.
Pesan untuk Generasi Muda GMIT: Cintai Gereja dan Jadi Pembaharu


 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
												      	 
				
			 
											 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.