Opini
Opini: Kosmologi Baru Bahasa
Bahasa manusia tidak sekadar menggambarkan kenyataan, tetapi menciptakan cara manusia mengalami dan memaknainya.
Dalam kosmologi baru bahasa, kebenaran dan keindahan bersatu dalam satu tarikan napas makna.
Bahasa yang benar adalah bahasa yang indah, karena keindahan merupakan harmoni antara makna dan realitas.
Kebenaran tanpa keindahan kehilangan daya hidupnya, sedangkan keindahan tanpa kebenaran hanyalah gema tanpa jiwa.
Di dalam keseimbangannya, bahasa menjadi ruang tempat realitas dan kesadaran saling menyapa.
Bahasa yang indah tidak hanya menggugah telinga, tetapi bergetar seirama dengan struktur batin semesta. Ia menjembatani rasio dan rasa, logika dan puisi, ilmu dan intuisi.
Dalam keheningan getarannya, manusia menemukan keseimbangan antara berpikir dan merasakan—sebuah titik temu antara pengetahuan dan kebijaksanaan.
Keindahan linguistik dengan demikian adalah hukum harmoni yang menata semesta makna sebagaimana gravitasi menata semesta fisik.
Kosmologi bahasa sebagai jalan menuju kesadaran. Setiap perubahan dalam cara manusia berbahasa adalah perubahan dalam cara manusia berpikir.
Di tengah derasnya arus data, tugas kita bukan memperbanyak kata, tetapi memperdalam makna, menjaga keseimbangan antara ekspresi dan kesunyian, antara informasi dan pencerahan.
Bahasa yang jernih menata kembali tatanan batin dan dunia sosial yang dilingkupinya. (*)
Simak terus artikel POS-KUPANG.COM di Google News
| Opini: Menyibak Minuman Produk Lokal Khas NTT di Balik Instruksi Sitaan Kapolda NTT |
|
|---|
| Opini: Menjaga Tata Kelola dan Keberlanjutan Bank NTT di Tengah Masa Transisi |
|
|---|
| Opini: Soeharto dan Penjernihan Makna Pahlawan |
|
|---|
| Opini: Produksi Desa di Atas Ompreng Anak Sekolah |
|
|---|
| Opini: Memori yang Retak, Kontroversi Gelar Pahlawan Soeharto |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kupang/foto/bank/originals/Yoseph-Yoneta-Motong-Wuwur.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.