Opini

Opini: Di Manakah Frans Seda yang Dulu Beken?

Frans Seda sangat layak jadi bandara penyangga utama di NTT dan pulau Flores terutama di kota-kota di Flores bagian Timur.

Editor: Dion DB Putra
DOKUMENTASI PRIBADI FIDELIS NONG NOGOR
Fidelis Nong Nogor 

'Buta' membaca cetak biru pariwista Flores bagian Timur dan minimnya akses penerbangan ke Bandara Frans Seda Maumere dan Haji  Hassan Aroeboesman Ende dari Pulau Bali yang adalah pintu masuk pariwisata dunia.

Peran Pemda Pentingkah?

Dari berbagai pengalaman dan komunikasi dengan para pihak terutama operator penerbangan, banyak faktor yang turut menentukan layanan penerbangan dari dan ke suatu kota.

Aspek pertama adalah, analisis bisnis dari operator penerbangan terkait kesiapan armada, kondisi eksisting bandara yang mau dituju, prospek pasar, analisis trafik penumpang dari berbagai sumber dan atau armada yang saat ini melayani bandara itu, termasuk siapa kompetitor yang perlu saling mendukung dan atau ‘saling menghancurkan’.

Manakala analisis bisnis ini masuk, maka operator penerbangan akan mengkaji secara cermat sebelum melakukan action plan yakni mendatangi pejabat yang punya otoritas di bandara tujuan bukan untuk menyampaikan niat membuka rute baru tetapi menyajikan data soal prospek dan ajakan untuk kolaborasi dengan satu tujuan mulia “melayani masyarakat”.

Faktor yang ketiga dan turut penting dalam realisasi niat ini adalah political will (kemauan baik) dari pemerintah daerah untuk membangun komunikasi dan kemitraan dengan operator setelah membaca bahwa ada peluang dan kesulitan yang sering dialami tidak saja oleh masyarakat sebagai user tapi juga berbagai urusan pemerintahan dan pembangunan yang sering terhalang karena keterbatasan armada dan atau juga kurangnya frekuensi penerbangan.

Persaingan harga antara maskapai menjadi penting dan wajib dianalisis oleh pejabat pemerintah yang berwenang karena apapun kepentinganya, kemampuan masyarakat dalam mengaskes harga tiket pesawat jangan sampai terbebani karena terlampu tinggi. 

Beda hal dengan pejabat pemerintah yang perjalanan dinasnya selalu menggunakan APBD yang konon tak memperdulikan soal besaran harga tiket pesawat. Berapapun pasti dibeli karena bukan gunakan dana dari kantong pribadinya.

Kalau ini yang terjadi maka penerbangan dari Denpasar, Surabaya, Makassar dan Kupang ke Bandara Frans Seda sebagai pintu masuk utama ke Flores bagian Timur sangat dibutuhkan dan sekaranglah waktunya.

Pemerintah daerah dengan kewenangannya harus mampu membangun komunikasi, negosiasi, kolaborasi dengan para operator penerbangan untuk segera merealisasikan pembukaan rute dari tiga kota yani Denpasar- Surabaya  -Makassar ke Bandara Frans Seda Maumere. 

Soal skema kerjasama akan dengan sendirinya dibicarakan manakala ada niat untuk bertemu dan berdiskusi alias Kulababong dalam bahasa lokal Kabupaten Sikka.

Maaf, pemerintah daerah Kabupaten Sikka oleh banyak pihak juga selama ini dinilai lamban dalam mengambil sikap, menjemput bola dan merealisasaikan janji- janji untuk membuka akses ekonomi, pariwisata, investasi dan berbagai program pembangunan di Maumere, Kabupaten Sikka, sebagai jantungnya Flores, termasuk terbatasnya maskapai yang melayani kota itu.

Pemda Sikka juga jangan terlampu lama merasa “malu hati” dan atau minder dengan kemajuan Labuan Bajo yang kini sudah go internasional. 

Maumere Kabupaten Sikka dan Flores bagian Timur tentu tidak bisa mengejarnya tapi minimal mulai menata diri bahwa Flores itu tidak hanya Labuan Bajo, bukan?

Terakhir, Rute Denpasar- Maumere, Surabaya- Maumere, Makassar – Maumere itu dinantikan banyak masyarakat,  pun lagi dibidik banyak Maskapai bro.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved