Opini
Opini: FAFO Parenting, Apakah Anak Dibiarkan Merasakan Akibatnya Sendiri?
Anak menolak pakai jaket saat hujan? Silakan, biarkan dia kedinginan sebentar, agar lain kali ia tahu pentingnya menjaga diri.
Salah kaprah terbesar dalam parenting adalah menganggap ada satu “metode sakti” yang cocok untuk semua.
Padahal setiap anak unik. Ada anak yang justru berkembang pesat ketika diberi konsekuensi tegas. Tapi ada juga anak yang semakin terpuruk jika dibiarkan jatuh tanpa dukungan.
Orang tua perlu peka membaca karakter anak. Konsekuensi boleh diberikan, tetapi tetap dalam bingkai kasih sayang.
Alih-alih sekadar melepas, orang tua bisa hadir sebagai fasilitator refleksi: “Tadi kamu telat ya? Rasanya gimana? Apa yang bisa kamu lakukan supaya besok tidak terulang?”
Dengan begitu, anak bukan hanya merasakan konsekuensi, tapi juga belajar mengambil hikmah.
Konsekuensi yang Edukatif
Kuncinya adalah memastikan konsekuensi tetap edukatif, bukan destruktif. Itu berarti orang tua harus menempatkan keselamatan anak di atas segalanya.
Tidak semua konsekuensi layak dibiarkan terjadi; risiko yang membahayakan nyawa jelas tidak bisa dijadikan bahan pembelajaran.
Selain itu, usia anak juga menentukan jenis konsekuensi yang pantas. Anak usia TK membutuhkan pendampingan lebih intens, sementara remaja bisa diberikan ruang untuk menanggung akibat dari keputusannya.
Di titik ini, pendampingan orang tua tetap penting, bukan sekadar melepas. Setelah anak merasakan akibat, diskusi ringan untuk merefleksikan pengalaman akan jauh lebih bermakna daripada sekadar membiarkannya lewat begitu saja.
Konsistensi juga menjadi kunci. Anak belajar dari pola yang jelas, bukan dari hukuman atau konsekuensi yang diberikan secara tiba-tiba.
Namun, ketegasan itu harus tetap dibungkus dalam kasih sayang. Tegas tidak sama dengan dingin.
Anak perlu merasakan bahwa meski ada konsekuensi atas kesalahannya, cinta orang tua tidak berkurang sedikit pun.
Menyeimbangkan Kasih dan Konsekuensi
FAFO parenting mungkin terdengar keren di TikTok, tapi dalam praktiknya ia bukanlah resep ajaib.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.