Laporan reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - Anggota DPR RI, Anita Jacoba Gah, SE., turut menanggapi viralnya pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyebut guru adalah beban negara.
Menurutnya, guru tidak boleh menjadi beban negara karena keberadaannya dibutuhkan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Sebetulnya guru tidak boleh menjadi beban. Karena kita butuh guru. Apalagi NTT ini, kita membutuhkan guru," jelas Anita Gah ketika ditemui disela-sela kegiatan Workshop Pendidikan BOSP 2025 untuk Memastikan Pendidikan Bermutu untuk Semua yang digelar di Hotel Bahagia 2, Kabupaten TTS, Rabu (20/8/2025).
Ia melanjutkan kemungkinan hal tersebut berkaitan dengan data guru, yang dibarengi dengan asal sekolah, kebutuhan guru di sekolah tertentu. Beberapa yang tidak tepat sasaran.
"Mungkin kita lihat data dulu, sekolah mana yang butuh? Ada sekolah-sekolah di daerah terpencil butuh sepuluh guru ya harus ditempatkan sepuluh disitu," tekannya.
Menurut anggota DPR RI dari Fraksi Demokrat ini, mengatakan guru sangat dibutuhkan apalagi bagi anak-anak bangsa.
"Jadi jika dinyatakan menjadi beban, apa yang dibebankan. Memang bangsa kita, banyak anak-anak yang butuh guru, bila perlu bangun asrama untuk guru," jelasnya.
Baca juga: Kejari dan Pemda TTS Teken Nota Kesepakatan Kerja Sama Masalah Hukum Bidang Datun
Ia melanjutkan sesunggunya Indonesia memerlukan guru yang profesional, guru yang berkualitas, sehingga Anita menekankan Pemda dalam mengangkat guru jangan karena unsur politik.
"Pemda juga jangan asal-asal angkat guru, asal angkat kepala sekolah. Tidak butuh guru tapi diangkat karena tim sukses. Ini yang membebani negara. Padahal sesunggunya kita butuh guru yang profesional dan berkualitas," tegasnya.
Ia yakin, berapapun kebutuhan guru di sekolah, negara pasti akan mendukung dan memenuhi kebutuhan tersebut.
"Saya rasa berapapun banyak sekolah dan kebutuhan guru yang harus dihadirkan di sekolah tersebut, saya rasa pasti negara dukung kok," tegasnya.
Ia melanjutkan salah angkat guru akhirnya berdampak pada bantuan langsung untuk anak-anak jadi terganggu, dana sertifikasi bagi guru yang betul mengabdi jadi terganggu karena ada guru baru masuk.
"Jika salah angkat guru, bantuan yang seharusnya ditoleh anak-anak, sertifikasi yang harus diberikan kepada guru-guru yang betul mengabaikan hidup, jadi terganggu," ungkapnya. (any)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS