Kunjungan ini oleh karenanya harus mampu melahirkan komitmen nyata untuk NTT melalui program-program strategis berikut yang diharapkan akan segera meluncur dari pusat.
Pertama, program yang berkaitan dengan pembangunan Infrastruktur Dasar. Jalan desa, air bersih, dan listrik harus dipercepat melalui program padat karya agar sekaligus membuka lapangan kerja.
Kedua, Modernisasi Pertanian dan Peternakan. Menghadirkan teknologi sederhana, irigasi kecil, serta akses pasar yang lebih adil.
Kehadiran teknologi baru dan investasi di bidang teknologi pertanian dan peternakan harus dipermudah dan dipercepat. Birokrasi perizinan yang tidak perlu harus dipangkas habis.
Ketiga, Penguatan Pariwisata Berbasis Masyarakat. Sumba, Flores, dan Timor telah lama menyimpan destinasi pariwisata kelas dunia.
Bahkan era Presiden Jokowi, daerah ini dibaptis masuk dalam 5 destinasi pariwisata super premium bersamaan dengan Raja Empat, Mandalika, Borobudur dan Danau Toba.
Meskipun demikian pembangunan harus berbasis masyarakat lokal agar mereka tidak hanya menjadi penonton. Juga harus memperhatikan lingkungan.
Pembangunan pariwisata harus didorong ke pengembangan ecotourism. Banyak pengusaha masuk NTT, demi memperoleh cuan cepat, rela merusak lingkungan.
Keempat, Investasi Pendidikan. Peningkatan kualitas guru, beasiswa bagi anak muda NTT, dan fasilitas sekolah layak di daerah pedalaman.
Pendekatan pendidikan untuk NTT sebaiknya memperbanyak akademi komunitas dan Sekolah Menengah Kejuruan (training Centre) yang pernah dikembangkan pada era Presiden SBY. Namun paradigmanya harus dibalik.
Pendidikan dalam kelas hanya 40 persen sedangkan di lapangan 60 persen. SMK yang ada di NTT selama ini boleh dibilang terbalik, 90 persen teori diajarkan dalam kelas sedangkan praktik di lapangan hanya 10-20 persen.
Pendekatan ini harus diikuti dengan bantuan negara untuk pengadaan fasilitas praktik kerja lapangan yang memadai. Jika ini tidak ada maka hasilnya juga tidak akan maksimal.
Kelima, pembangunan di bidang Kesehatan. Puskesmas dan rumah sakit harus dipenuhi tenaga medis dan fasilitas dasar, agar rakyat tidak lagi menempuh perjalanan jauh hanya untuk berobat.
Yang harus diperbanyak bukan rumah sakit pratama melainkan Puskesmas rawat inap yang disertai dengan fasilitas alat kesehatan yang memadai serta dukungan tenaga medis yang profesional.
Insentif untuk para dokter spesialis harus menjadi perhatian negara agar masalah kesehatan bisa lebih maju penanganannya.
Sebagai penutup dari tulisan ini saya ingin mengatakan bahwa masyarakat NTT mengharapkan sekali kunjungan AHY ke Sumba Timur akan membawa momentum lahirnya era baru pembangunan NTT. Kita yakin bisa.
Dengan semangat muda dan visi kebangsaan, AHY mampu membawa solusi nyata untuk atasi masalah-masalah mendasar NTT, sehingga segera keluar dari daftar provinsi termiskin.
Masyarakat NTT tentu menyambut kunjungan ini dengan kegembiraan luar biasa. Harapan bahwa ke depan, NTT tidak lagi dikenal karena angka kemiskinan yang tinggi.
NTT yang akan sejajar dengan provinsi lain di Indonesia, dengan infrastruktur yang layak, ekonomi yang kuat, dan rakyat yang sejahtera.
Akhirnya sekali lagi. Selamat datang di Sumba Timur, Bapak Menko Infrastruktur AHY.
Semoga kehadirannya menjadi lilin yang mampu menerangi masyarakat NTT agar secara berdikari ke luar dari terowongan gelap. Semoga. (*)
Simak terus berita POS-KUPANG.COM di Google News