Wawancara Eksklusif

Wawancara Ekslusif - NTT Punya Potensi Ketahanan Pangan Tapi Belum Dimaksimalkan 

Penulis: Michaella Uzurasi
Editor: Oby Lewanmeru
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

UNDANA TALK - Wakil Dekan I FEB Undana, Dr. Rolland E. Fanggidae bersama host jurnalis Pos Kupang, Ella Uzurasi dalam Undana Talk, Rabu, (13/08/2025).


Hasilnya seperti apa? 


Kami menggunakan dua metode. Yang pertama kami menggunakan ARIMA (Autoregresif Integrated Moving Average), kami mencoba melihat komoditi ini selama empat tahun kedepan dan dasar kami melakukan analisis ini adalah data empat tahun sebelumnya.

Ketika kami melakukan analisis ARIMA, kami melihat bahwa ada beberapa komoditi itu punya potensi, hasil kami itu menunjukkan bahwa ada kecenderungan naik di periode tertentu tetapi turun di periode tertentu, turun drastis.

Kenapa demikian? Karena ternyata ada pola tanam yang dimiliki oleh masyarakat di NTT yang sedikit berbeda dengan masyarakat yang di Jawa.

Kemudian kita di NTT biasa pola tanam itu ketika tanam satu varietas tanaman, semua ramai-ramai tanam itu. Jadi akhirnya ketersediaan bahan pangan itu hanya akan bersifat musiman.

Ketika musim A yang banyak adalah sayur ini, tapi musim berikutnya dia hilang dan lain sebagainya. Itu yang kami lihat dari hasil analisis ARIMA itu agak sulit kita memprediksikan selama empat tahun kedepan karena tren pertanian di NTT itu berbeda-beda. Kalau stabil kita bisa melakukan analisis tapi kami melakukan analisis juga klasterisasi, HAC (Hierarchical Agglomeration Clustering), jadi kami melakukan klasterisasi untuk 22 kabupaten kota terkait dengan ketersediaan beras. Bagaimana 22 kabupaten kota itu akhirnya terdistribusi dalam tiga klaster. 
Yang pertama memang dari sisi ketahanan pangannya renda, ketersediaan berasnya rendah, sehingga harus ada stimulus yang diberikan oleh pemerintah kota maupun kabupaten, kemudian juga perlu memberikan alokasi dana misalnya pembenahan di sektor pertanian, pembangunan irigasi dan lain sebagainya. Itu yang akhirnya menjadi rekomendasi karena kajian kami ini memberikan rekomendasi kepada DJPb untuk kita melihat fiskal yang akan diajukan oleh setiap kabupaten kota. 

Kemudian ada klaster kedua itu daerah yang memang mereka secara produksi terpenuhi, mereka bisa menjadi lumbung bagi daerah yang ada di NTT.

Ketika rantai distribusi bisa dihubungkan antara kabupaten kota yang menjadi lumbung ini dengan beberapa kota terdekat maka mereka bisa saling support dan yang ketiga adalah klaster yang produksinya ada terpenuhi tapi jumlah penduduknya melebihi dari ketersediaan yang ada, kita ambil contoh misalnya Kota Kupang, dengan jumlah penduduk yang sekian banyak akhirnya perlu ada ibaratnya mendatangkan produk dari luar untuk memenuhi akhirnya dari kajian itu kami menggunakan HAC dan merekomendasikan untuk tiga klaster ini. 


Kabupaten mana saja yang masuk klaster-klaster itu? 


Sebagai contoh, untuk bisa kita katakan sebagai kabupaten yang swasembada misalnya, dua kabupaten yang kemarin menjadi food estate itu, Sumba Tengah dan juga Malaka.

Ini dari sisi anggaran dari kementerian sejak tahun lalu kan sudah cukup besar sehingga kemampuan untuk swasembada ada tapi kalau kita bicara yang mungkin perlu ada intervensi misalnya kita bicara TTS (Timor Tengah Selatan) atau daerah-daerah yang secara geografis sulit untuk pertanian. 


Pangan lokal yang menjadi fokus penelitian ini apakah hanya padi atau ada jenis tanaman lain? 


Kami juga harus melihat alternatif. Selain ketergantungan pada beras, NTT ini kan punya pangan lokal dan itu juga menjadi satu kekuatan tersendiri. Jagung, ubi-ubian dan juga tanaman-tanaman pengganti beras lainnya. Sorgum misalnya, itu potensinya sangat memungkinkan untuk dilakukan diversifikasi produk untuk mendukung MBG ini. 


Sejauh MBG berjalan saat ini bagaimana anda melihatnya?


Kita punya potensi tapi belum dimaksimalkan sehingga alokasi anggaran misalnya dana desa bisa dikhususkan kepada sektor-sektor yang akan mendukung MBG. Saya ambil contoh begini, misalnya MBG ini wajib menyediakan protein dalam hal ini melalui ayam.

Halaman
123

Berita Terkini