Tentu persiapan untuk menyelenggarakan festival tidak sedikit menyita waktu dan tenaga serta materi.
Kita ketahui selama ini banyak karya anak NTT yang sukses di tingkat nasional maupun internasional, dan mereka berjuang sendiri demi sebuah kreativitas dan inovasi.
Baca juga: Flobamora Film Festival 2025, Rayakan Kalunga dengan Film Inklusif bagi Semua Kalangan
Pemerintah terkadang hanya tepuk dada di bagian akhir tanpa mengetahui proses berat yang dilewati bahkan berbalut di balik keterbatasan anggaran.
Kita hanya senang pukul dada membawa sambutan di mana-mana bahwa ada anak NTT yang membawa nama daerah ini ke kancah nasional maupun internasional tanpa ada sentuhan atau intervensi.
Jikapun ada anggaran yang diberikan biasanya sangat minim, sekadar biaya bensin atau nasi bungkus.
Lagi-lagi kita berharap festival film Fobamora maupun karya-karya para sineas asal NTT selama ini semoga bisa menarik banyak generasi muda maupun masyarakat NTT pada umumnya untuk mencintai film.
Seperti pepatah tak kenal maka tak sayang, begitupun dengan festival maupun para sineas NTT hendaknya selalu dan terus memperkenalkan film kepada masyarakat baik melalui diskusi, nonton bareng maupun media dan kegiatan lainnya yang agar masyarakat semakin dekat dan semakin mencintai film karya anak NTT.
Generasi muda dan masyarakat pada umumnya harus terus diedukasi agar memahami esensi perfilman. Bahwa film bukan sebuah karya seni semata, tetapi warisan berharga untuk anak dan cucu di masa depan. (*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS