Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Maria Vianey Gunu Gokok
POS-KUPANG.COM, SOE - Universitas Nusa Cendana (Undana) mengirim 32 mahasiswa untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Gentaskin di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).
KKN Tematik Gentaskin ini digelar oleh LLDIKTI Wilayah XV di beberapa kabupaten di NTT, salah satunya di Kabupaten TTS.
Kabag Umum Dikti wilayah XV, Agustinus Fahik menjelaskan, sebanyak 166 mahasiswa dari sejumlah kampus di daratan Timor ambil bagian mengabdi selama dua bulan di Kabupaten TTS.
"LLDIKTI bersama KPT Kosabangsa akan menurunkan mahasiswa peserta KKN yang berasal dari 11 perguruan tinggi di Pulau Timor sebanyak 166 orang untuk mengabdi di wilayah prioritas dengan persoalan stunting dan kemiskinan ekstrem tertinggi di NTT, " ungkapnya.
Khusus di Kabupaten Timor Tengah Selatan, ada sepuluh desa sasaran di enam kecamatan yang menjadi lokasi KKN Tematik Gentaskin 2025.
"Sepuluh desa tersebut ditetapkan berdasarkan angka prevalensi stunting tertinggi sesuai data Bapperida Provinsi NTT, yakni: Kecamatan Mollo Utara ada satu desa, yakni Desa Taiftob dengan angka prevalensi 53,38 persen, Kecamatan Mollo Selatan ada tiga desa, yakni: Desa Kesetnana dengan angka prevalensi stunting 50,53 persen, Desa Noinbila angka prevalensi stunting 50 persen, dan Desa Biloto dengan angka prevalensi stunting sebesar 42.57 persen," jelasnya.
Ia melanjutkan, Kecamatan Mollo Tengah ada dua desa yakni Desa Pika dengan angka prevalensi stunting 49,62 persen dan Desa Kualeu dengan prevalensi stunting 45,32 persen.
Kecamatan Mollo Barat ada satu desa yakni Desa Koa dengan angka prevalensi stunting sebesar 47,62,6 persen. Kecamatan Polen ada satu desa yakni Desa Puna dengan angka prevalensi stunting 43,37 persen. Kecamatan Oenino ada dua desa, yakni Desa Neke dengan angka prevalensi stunting 41,55 persen dan Desa Oenino dengan angka prevalensi stunting 40,5 persen.
Jumlah tersebut akan menyebar di sepuluh desa dan menjalankan proses KKN bersama rekanan mahasiswa dari Universitas lain yang terlibat. Didampingi oleh dosen pembimbing satu orang per desa.
Baca juga: Rektor Undana Resmi Kukuhkan Tiga Guru Besar
"Pemerintah desa dapat memanfaatkan kompetensi yang dimiliki para mahasiswa serta melibatkan mereka dalam berbagi kegiatan di desa. Semoga kehadiran adik-adik mahasiswa akan memberi dampak positif terhadap pembangunan di desa, terkhusus penanganan masalah stunting dan peningkatan ekonomi masyarakat desa," harap Agustinus Fahik.
Para mahasiswa ini kemudia dilepas oleh Wakil Bupati TTS, Johny Army Komay, didampingi Asisten I sekda TTS, Denny Nubatonis, pada Senin (4/8/2025) di Aula Gunung Mutis Kantor Bupati TTS.
Wakil Bupati TTS dalam arahannya menyebutkan pemeritahan Kabupaten TTS menerima dengan sukacita kehadiran para mahasiswa KKN ini.
"Kami sebagai pemda menerima dengan sukacita kehadiran teman-teman mahasiswa sekalian di Kabupaten TTS ini, juga akan melepas teman-teman untuk ke lokasi yang telah disiapkan" jelasnya.
Johny Army Konay juga berharap para mahasiswa bisa berinovasi untuk sama-sama memberantas stunting dan kemiskinan ekstrem.
"Mahasiswa silahkan berinovasi melalui kegiatan ini sehingga minimal angka kemiskinan ekstrem dan stunting tidak naik lagi," terangnya.
Ia berharap mahasiswa dapat mengekspresikan diri dengan keahlian yang dimiliki selama proses KKN yang akan berlangsung dua bulan tersebut.
"Maka kekuatan sebagai mahasiswa harus benar diekspresikan, desain secara persoalan untuk pelayanan. Sosialisasi domain dan basik ilmu masing- masing," ungkapnya.
Wakil Bupati TTS juga menyampaikan terima kasih kepada LLDIKTI Wilayah XV yang telah menyelenggarakan kegiatan ini, serta semua Universitas yang mengurus mahasiswanya untuk mengikuti KKN di TTS.
"Dengan tulus pemda berterima kasih kepada LLDIKTI dan semua kampus yang mengutus mahasiswa. Mari membagi ilmu kita pada masyarakat setempat dan perlu orang tua angkat di desa," terangnya.
Baca juga: Dosen Hukum Tata Negara Undana Sebut Selama Agustus Tak Boleh Ada Bendera Lain
KKN Tematik Gentaskin merupakan bagian dari program nasional KPT Kosabangsa (Kolaborasi Sosial Membangun Masyarakat), yang digagas oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi sebagai bentuk nyata sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah daerah, dan masyarakat desa dalam rangka mengatasi dua persoalan serius di NTT, yakni stunting dan kemiskinan ekstrem
Kegiatan ini mengedepankan kolaborasi lintas sektor dengan pendekatan komunitas, sebagai wujud kepedulian dunia pendidikan dalam mengatasi dua persoalan tersebut. (any)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS