Siswa Keracunan Makanan Gratis

Khawatir dengan Menu MBG, Posyandu di Kupang Lakukan Penolakan terhadap MBG

Penulis: Irfan Hoi
Editor: OMDSMY Novemy Leo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TERBARING - Sejumlah siswa SMPN 8 Kupang tengah terbaring di RSU Mamami Kupang akibat keracunan yang diduga dari menu MBG. Selasa, (22/7/2025). 

Selmi tidak kaget dengan hal itu. Sekalipun baru sekali ia menerima sosialisasi sebelum memulai pelaksanaan MBG. 

"Awalnya kita terima makanan kering itu susu, telur, biskuit, roti dan buah. Buah ini kadang ganti-ganti. Makanan kering itu selama kurang lebih dua Minggu," ujar Selmi Oriane. 

Petugas dari SPPG, ujar Selmi Oriane, memberitahu kalau menu di Posyandu akan diganti mengikuti sajian bagi anak-anak sekolah. Menu anak-anak sekolah adalah makanan siap saji dengan komposisi nasi, daging atau telur, sayur dan buah. 

Baca juga: Dinas PK Selidiki Penyebab 101 Siswa SMPN 8 Kupang Dilarikan ke RS Usai Santap MBG

Selama menerima makanan kering tidak ada komplain dari orang tua. Karena makanan itu dikelola oleh masing-masing orang tua. Begitu juga menerima makanan siap saji yang diberikan. 

Setelah adanya kejadian di SMPN 8 Kupang mulai muncul kekhawatiran orang tua. Mereka kemudian mengusulkan agar tetap menggunakan makanan kering dengan alasan tersebut. 

"Mereka khawatir dengan peristiwa itu. Yang makan ini makanan ini anak-anak, yang usianya 5 tahun kebawah. Sehingga rentan. Banyak orang tua mengusulkan kembali ke makanan kering," ujar Selmi Oriane. 

Selama ini ia mengamati pelaksanaan MBG cukup baik. Orang tua tidak banyak protes. Ia sering mengingatkan penerima agar melapor kalau yang ganjal.

Biasanya pengantaran ke Posyandu Anugerah sebelum pukul 12.00 WITA. Dari SPPG, menurut dia pernah menyampaikan kalau batas waktu mengonsumsi menu MBG tidak boleh lewat dari pukul 12.00 WITA. 

Selmi Oriane mengatakan, selama ini dirinya tidak pernah melihat secara langsung ke SPPG. Meski, komunikasi dengan pengelola dan ahli gizi SPPG selalu dilakukan. Ia selalu menyampaikan kalau menemukan menu yang tidak cocok untuk anak-anak. 

Baca juga: Siswa SMPN 8 Kupang Korban MBG Ungkap Kondisi Makanan yang Dibagikan Berbau Basi

Beberapa kali dia meminta ada menu yang diganti seperti kacang polong yang pernah disajikan. Selmi meminta bagian menu itu diganti dengan jenis lainnya yang lebih baik untuk anak-anak. 

Selmi menegaskan, penolakan ini akan tetap mengikuti aspirasi dari penerima. Sebab, menu makan ini diberikan untuk anak-anak dari orang tua yang bersangkutan. Sehingga dirinya ingin mencegah ada hal yang tidak diinginkan dikemudian hari. 

"Waktu penolakan juga saya ketemu dengan ahli gizi. Ketika kunjung ke Posyandu, ahli gizi sampaikan makanan tidak boleh lebih dari jam sekian. Tidak ada jangka waktu (penghentian). Nanti saya konsultasi dengan orang tua, apakah menerima lagi atau tidak," ujar Selmi Oriane. 

Sebelumnya, SMPN 5 Kupang juga menyatakan menolak MBG. Pasca kejadian di SMPN 8 Kupang, Pemerintah Kota Kupang maupun Balai Pengawasan Obat dan Makan Kupang tengah melakukan penelusuran dan menguji sampel makanan. 

Pejabat di Badan Nasional Gizi (BGN), Florencio Mario Vieira tidak menjawab pesan dan panggilan seluler. Florencio Mario Vieira merupakan tim ahli BGN. (fan) 

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini