POS-KUPANG.COM, KUPANG- Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia atau DPW PPNI NTT bekerja sama dengan UNICEF Indonesia dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi NTT menggelar Workshop Integrasi Vaksin Baru dalam Kurikulum Pendidikan Keperawatan, Rabu (18/6/2025) di Hotel Sotis, Kupang.
Kegiatan ini diikuti oleh pimpinan jurusan dan prodi keperawatan dari berbagai institusi di Kota dan Kabupaten Kupang.
Termasuk dosen pengampu mata kuliah keperawatan anak dan imunisasi.
Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Poltekkes Kemenkes Kupang, STIKes Maranatha Kupang, Universitas Citra Bangsa, dan STIKes Nusantara.
Baca juga: PPNI NTT Bantah Anggotanya Terlibat Dugaan Pelecehan Pasien di RSUD Ende
Ketua DPW PPNI NTT, Dr. Aemilianus Mau, S.Kep., Ns., M.Kep., dalam sambutannya menekankan pentingnya pengenalan vaksin-vaksin terbaru sejak masa pendidikan.
“Kami ingin memastikan mahasiswa keperawatan sudah memiliki pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dibutuhkan dalam pelaksanaan imunisasi sebelum mereka turun ke lapangan sebagai tenaga kesehatan,” ujar Aemilianus.
Dalam kegiatan ini, peserta mendapat pembaruan informasi tentang vaksin-vaksin baru yang telah diperkenalkan di Indonesia.
Seperti PCV (Pneumokokus Konyugasi), RV (Rotavirus), HPV (Human Papillomavirus), dan IPV dosis kedua.
Baca juga: Rayakan HUT ke - 49 Tahun, PPNI NTT Soroti Upah Perawat
Selain itu, peserta juga mendapat gambaran kondisi program imunisasi di NTT serta tantangan yang dihadapi di lapangan.
Tak hanya itu, peserta juga akan dilibatkan dalam proses integrasi materi vaksin ke dalam kurikulum, yang ditargetkan menghasilkan modul pembelajaran sebagai luaran konkret dari kegiatan ini.
Di tempat yang sama Health Officer UNICEF Perwakilan NTT-NTB, dr. Alfian Munthe, mewakili Kepala Perwakilan UNICEF, Yudhistira Yewangoe, menyampaikan apresiasi atas inisiatif kolaboratif ini.
Ia menegaskan pentingnya menyiapkan tenaga kesehatan sejak masa studi.
“Konten modul akan disusun sesuai hasil diskusi peserta, apakah hanya fokus pada vaksin baru atau dikombinasikan dengan jenis vaksin lain yang telah lama digunakan. Bahkan bisa ditambahkan strategi komunikasi dalam edukasi vaksinasi,” jelasnya.
Baca juga: PPNI NTT Sampaikan Alasan Penolakan OP Kesehatan Terhadap RUU Kesehatan Omnibus Law
Sementara itu dr. Alfian juga mengapresiasi kontribusi aktif Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes NTT yang terus menjadi motor penggerak pelaksanaan imunisasi di wilayah ini.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT, drg Iien Adriany M.Kes, dalam sambutannya menyoroti maraknya tren penolakan vaksin, bahkan di kalangan terdidik.