Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Agustinus Tanggur
POS-KUPANG.COM, ATAMBUA- Enam orang Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Atambua melaksanakan Salat Idul Adha 1445 Hijriah dengan penuh khidmat pada Jumat (6/6/2025).
Momen suci Hari Raya Kurban ini menjadi kesempatan berharga bagi para WBP Lapas Atambua untuk bersimpuh, merenungi makna keikhlasan, serta memperkuat spiritualitas di balik jeruji besi.
Pelaksanaan salat Idul Adha ini turut diikuti oleh Kalapas Atambua, Bambang Hendra Setyawan beserta istri, Ny. Tatik Hendra, dan sejumlah pegawai muslim.
Bertindak sebagai imam sekaligus khatib adalah Ustadz Suwadi yang mengangkat tema keikhlasan sebagai inti dari makna Idul Adha.
Baca juga: Pemkab Belu Kerahkan 60 Petugas Periksa Kesehatan Hewan Kurban di 30 Titik Saat Idul Adha 1446 H
Dalam khotbahnya, Ustadz Suwadi menegaskan bahwa Hari Raya Idul Adha bukan sekadar tentang penyembelihan hewan kurban, melainkan juga momentum untuk meneladani keikhlasan Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.
“Keikhlasan itu adalah kesiapan mengorbankan ego, hawa nafsu, dan kesalahan masa lalu demi mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar Ustadz Suwadi.
Ia mengajak para WBP untuk menggunakan kesempatan ini sebagai titik balik untuk introspeksi diri, menerima takdir, dan bertekad menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya.
Kalapas Bambang Hendra Setyawan menyampaikan bahwa kegiatan keagamaan seperti Salat Idul Adha merupakan bagian integral dari program pembinaan kepribadian di Lapas.
Baca juga: Lapas Atambua Aktifkan Kembali NIK dan Kepersertaan BPJS WBP
“Kami berkomitmen memfasilitasi WBP dalam menjalankan ibadah serta mendalami ajaran agama. Melalui kegiatan ini, kami berharap mereka dapat mengambil hikmah, menumbuhkan rasa syukur, dan mempersiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dengan bekal spiritual dan mental yang lebih kuat,” ungkapnya, dalam keterangan persnya.
Lebih lanjut, Kalapas menyatakan kegiatan kurban di Lapas Atambua diharapkan tidak hanya menjadi tradisi tahunan semata, tetapi juga bagian penting dari proses pembinaan karakter dan mental spiritual warga binaan.
"Dengan keterlibatan langsung dalam kegiatan keagamaan dan sosial, para WBP diharapkan semakin menyadari pentingnya toleransi, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama, sebagai bekal untuk kembali ke masyarakat sebagai insan yang lebih baik dan berdaya," tuturnya.
Usai pelaksanaan salat, beberapa WBP tampak khusyuk berdoa, memohon ampunan, dan berharap akan masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Lapas Atambua Siap Berkolaborasi dengan Unhan Ben Mboi Tingkatkan Kemandirian Warga Binaan
Selain itu, semangat berkurban juga di lakukan dikalangan WBP dan petugas Lapas. Sebanyak tiga ekor kambing disiapkan untuk disembelih, berasal dari swadaya petugas yang dengan tulus menyisihkan rezeki mereka demi menyemarakkan perayaan ini.
Prosesi penyembelihan dilakukan bersama petugas Lapas dan Dinas Peternakan Kabupaten Belu.