Dinas Kesejahteraan telah bekerja maksimal menangan masalah rabies. Menangani KLB mesti ada peran serta lintas sektor. Jika persoalan KLB ditangani dengan keterlibatan lintas sektor, persoalan ini bakal tuntas.
Menurutnya, selama 2 tahun terakhir, Dinas Kesehatan Kabupaten TTU gencar melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang bahaya rabies. Selain itu, mereka juga memberikan sosialisasi tentang penanganan korban gigitan HPR.
Sosialisasi tersebut dilaksanakan secara bertahap. Dinas Kesehatan Kabupaten TTU melakukan sosialisasi di tingkat puskesmas, desa dan posyandu.
Ia mengimbau kepada masyarakat agar segera ke fasilitas kesehatan terdekat jika digigit hewan penular rabies. Hal ini bertujuan agar korban gigitan HPR bisa menerima pelayanan dari petugas. Selain itu, masyarakat juga diimbau agar segera ke rumah sakit apabila terkena gigitan HPR.
Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu melalui Kasie Keperawatan, Selfina Hati Tami, A.Md.Keb mengatakan, sebanyak 2 orang pasien yang dirawat di RSUD Kefamenanu meninggal dunia akibat tertular rabies. Korban pertama meninggal dunia di bulan Januari 2025 dan korban kedua meninggal dunia pada awal bulan Februari 2025.
Ketika dirujuk ke RSUD Kefamenanu, pasien yang dirawat pada bulan Januari 2025 tersebut telah menunjukkan gejala klinis rabies. Pasien tersebut telah menunjukkan gejala takut cahaya, takut air, takut angin dan dengan kondisi tubuh yang sangat lemah.
"Pasien yang bulan Januari itu kurang lebih dirawat selama 1 hari kemudian meninggal dunia," ujarnya, Kamis, 6 Februari 2025.
Sementara itu, pada tanggal 3 Februari, seorang pasien dengan gejala klinis tertular rabies dirujuk ke RSUD Kefamenanu. Pasien tersebut kemudian diberikan penanganan awal.
Pada saat pemeriksaan di laboratorium, pasien terpantau mengalami peningkatan infeksi pada sel darah putih ke sel darah merah.
Perihal kasus gigitan hewan penular rabies, RSUD Kefamenanu akan melakukan perawatan di rumah sakit dan kemudian meminta pasien untuk melakukan vaksinasi di puskesmas.
Selain gejala klinis luar, biasanya pasien tertular rabies akan diketahui dari pemeriksaan laboratorium dimana kadar sel darah putih yang sudah meningkat di dalam sel darah merah. (bbr)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS