Berita NTT

Abraham Paul Liyanto Motivasi Mahasiswi UCB yang Praktik Mengajar di SD GMIT 1 Kuanino

Penulis: Paul Burin
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Anggota DPD RI, Abraham Paul Liyanto bersama para mahasiswi yang sedang menjalani praktik  didampingi para guru dan Ketua Yayasan, Max Halundaka, Staf Ahli DPD RI, Blasius Lema saat kunjungan ke SD GMIT 1 Kuanino, Kupang, Jumat, 8 November 2024.

POS-KUPANG.COM, KUPANG – Saat melakukan kunjungan kerja ke SD GMIT 1 dan SD GMIT 3 Kuanino, Kupang, Jumat, 8 November 2024, anggota DPD RI, Abraham Paul Liyanto memberi motivasi kepada enam orang mahasiswi yang tengah melakukan praktik mengajar di sekolah itu. 

Mereka adalah mahasiswi dari Program Studi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Citra Bangsa (UCB), Kupang. Sejak September hingga Desember  2024 mereka berpraktik di SD GMIT 1 Kuanino, Kupang. Para mahasiswi itu, yakni  Stefania Lende Hale,  Rismawaty Jawa Ratu,  Gresia Thomas Sui,  Rovita Sandra Paulus,  Yesmi Marsela Siki dan Santy Yesmira Tlonaen. 

Saat tiba di sekolah itu, pukul 09.30 Wita  pemilik kampus UCB ini tak tahu bahwa sejumlah mahasiswa  tengah berpraktik di sekolah itu. Seakan ingin mengetahui pelajaran yang tengah berlangsung, Abraham  menuju ke  beberapa ruang kelas. Betapa kagetnya ia ketika melihat  para mahasiswi itu mengenakan baju kaus almamater bertuliskan UCB yang  tengah mengajar. 

Spontan lelaki ini memanggil dan berdialog dengan dua orang guru praktik itu. “Sejak kapan kalian praktik di sini? Sampai kapan?” tanya Ketua Majelis Pendidikan Kristen Wilayah NTT ini sambil tersenyum. 

Baca juga: Belanja Pemerintah Pusat Tumbuh 7,55 Persen di NTT, Realisasi Capai Rp 8,29 Triliun

Mengetahui bahwa di sekolah itu terdapat beberapa orang mahasiswi FKIP tengah praktik, Abraham meminta agar mereka datang menemuinya. Tak lama berselang, para mahasiswi itu datang sembari menyalaminya. Kesempatan itu Abraham jadikan sebagai momentum untuk memberi motivasi.
 
Dia menyampaikan terima kasih kepada para mahasiswi ini.  SD ini kata dia,  membutuhkan para guru yang memiliki totalitas, dedikasi dan pengorbanan yang tak kecil. Sebagai anak muda, curahkan ilmu yang sudah diperoleh di bangku kuliah untuk mendorong anak-anak untuk berprestasi. Jadikan anak-anak ini lebih baik lagi. Tumbuhkan motivasinya agar ia mampu bersaing pada level mana saja.

Menjadi guru kata lelaki yang saat ini  memasuki periode keempat sebagai anggota DPD RI, tak gampang. Menjadi seorang guru itu membutuhkan panggilan, kesabaran dan upaya yang tiada henti untuk terus belajar. Belajar untuk mendalami ilmu serta memberi teladan yang baik. 
   
Ia juga menanyakan apakah setelah selesai kuliah,  mau mengajar di sekolah itu? Mereka menjawab, siap. Abraham menanggapi dengan mengatakan bahwa saat ini lembaga ini membutuhkan tenaga guru yang baru. Sebab, sejumlah guru akan memasuki masa purnabakti. Meski demikian, Abraham mengatakan, sebagai calon guru kontrak  harus siap menerima gaji yang relatif kecil.

“Apakah anak-anak siap menerima gaji Rp 250 ribu per bulan? Jika ingin gaji lebih besar, silakan belajar bahasa Jepang. Saya siap kirim Anda ke sana dengan gaji Rp 25 juta per bulan,” kata Abraham. 

Saat ini, UCB Kupang tengah menggalang kerja sama dengan sejumlah lembaga di Negeri Matahari Terbit itu dengan menyiapkan PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang profesional, di antaranya para perawat.  Sudah beberapa kali UCB mengirim tenaga kerja ke sana. Ada yang karena masa kontraknya selesai, telah pulang ke Kupang dan membangun usahanya. 

Alumni SD GMIT 1 Kuanino

Pada kesempatan itu Abraham menceritakan ketika menjadi pelajar di SD GMIT 1  pada 59 tahun lalu. Saat itu, kata dia, tiap anak pada pagi hari membawa batu karang untuk proses pembangunan unit-unit lain di sekolah itu. Dan, mereka melakukan dengan tekun hingga bangunan lain dapat didirikan.

 Abraham melukiskan situasi saat itu sungguh prihatin, serba dengan kekurangan dan keterbatasan. Meski demikian, Abraham mengatakan mereka akhirnya terbentuk menjadi militan atau militansinya menjadi tumbuh hingga meraih kesuksesan. 

Meski dengan berbagai keterbatasan, Abraham mengatakan, anak-anak NTT mampu  bersaing dalam berbagai level. Misalnya, anak genius Nono (Caesar Archangel Hendrik Meo Tnunay) yang menjuarai  olimpiade sempoa dunia pada ajang International Abacus World Competition tahun 2022 lalu. Juga Grandprix TM Kadja, doktor termuda di Indonesia--pada usia 24 tahun. Keterbelakangan atas daerah ini kata Abraham, semata karena salah urus dari pemerintah. (pol)

Ikuti Berita POS-KUPANG.COM Lainnya di GOOGLE NEWS

Berita Terkini