Dirinya bersyukur di Sumba Barat Daya belum temasuk dalam kategori kejadian luar biasa (KLB) soal dampak dari tidak dilakukannya imunisasi.
Akan tetapi pencegahan dini perlu dilakukan karena penyebaran penyakit sangat cepat dan vaksinisasi menjadi langkah paling efektif dalam upaya pencegahannya.
"Ada banyak pengalaman yang saya temukan dalam 4-5 tahun terakhir soal bagaimana warga tidak mau memanfaatkan fasilitas kesehatan terutama ibu yang mau melahirkan. Kaum ayah menjadi penentu soal apakah ibu melahirkan di fasilitas kesehatan atau di rumah. Kadang kami harus lakukan pendekatan terutama melalui tokoh agama untuk menyelamatkan nyawa ibu hamil dan anaknya," kenang drg. Yulianus Kaleka dalam testimoninya.
Untuk itu, drg. Yulianus Kaleka berterima kasih kepada perwakilan kaum ayah yang dengan kesadaran sendiri siap menjadi penyalur informasi soal pentingnya imunisasi.
"Kaum ayah harus tahu soal pentingnya anak di bawa ke posyandu untuk dapatkan imunisasi. Anak harus mendapatkan vaksinasi agar terhindar dari penyakit-penyakit. Kita perlu cegah sedini mungkin sebelum menyebar menjadi KLB di Sumba Barat Daya," pintanya.
Ditambahkannya, sesuai dengan target wHO bahwa target vaksinasi kepada anak-anak adalah 95 persen tetapi untuk di Sumba Barat Daya sejauh ini baru mencapai 87 persen.
Baca juga: Unicef Dukung Pemprov NTT Laksanakan PIN Polio, Targetkan 95 Persen Anak NTT Dapatkan Vaksin
Tentu ini menjadi kerja bersama agar anak-anak yang belum divaksinasi bisa memanfaatkana kesempatan yang masih sisa sehari untuk bisa mendapatkan vaksinasi yang sudah dicanangkan pemerintah.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS