Oleh: Gabriel Chanfarry Hadylaw
Founder of Inner Tunnel Communities through beyond Wisdom
Manusia umumnya mempunyai berbagai pengalaman kehidupan dengan melihat satu peristiwa atau satu kejadian bisa sama cara pandang namun bisa berbeda juga dalam cara pandang.
Manusia bisa mengalami secara riil dapat bisa lebih nyaman jika seseorang mau melihat satu masalah dengan berbagai sudut pandang.
Manusia akan menjadi lebih lancar dalam komunikasi dua arah dengan sesama di rumah, rekan kerja di tempat kerja, di berbagai komunitas dan lainnya.
Ada tiga cara untuk manusia mau melihat satu masalah dengan berbagai sudut pandang sehingga dapat menerima pandangan dengan berbagai pengalaman hidup yang bisa berbeda satu sama lain.
Pertama. Manusia mau belajar untuk melihat segala peristiwa dengan lebih ke sisi positif dahulu.
Manusia bisa mau mengajar dirinya untuk biasa berpikir dan berprasangka baik lebih dahulu.
Kedua. Manusia mau memberi fokus untuk memberikan aksi nyata terhadap rencana positif yang telah dibuat.
Manusia berlatih untuk membuat diri terbiasa untuk mampu melihat sisi baik dari kehidupan dengan dapat melakukan berbagai tindakan positif.
Ketiga. Manusia mau belajar untuk lebih peka terhadap perasaan orang lain dengan menerapkannya dalam kehidupan bersama sesama.
Manusia mau belajar mengurangi mengutamakan diri sendiri dan mau mencoba melihat sudut pandang lain dari sesama.
Tuhan ingin manusia mau melihat berbagai peristiwa kehidupan sesuai ajaranNya karena satu peristiwa bisa terjadi sama pandangan ataupun bisa berbeda pandangan.
Tuhan Yesus berkata, "Begitu pula anggur yang baru tidak diisikan ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian kantong itu akan koyak sehingga anggur itu terbuang dan kantong itupun hancur. Tetapi anggur yang baru disimpan orang dalam kantong yang baru pula, dan dengan demikian terpeliharalah kedua-duanya."
Manusia bisa memilih cara pandang lama atau mau mencoba melihat cara pandang baru dalam melihat satu peristiwa.
Manusia bisa juga melakukan pertanyaan kepada kehidupannya seperti pertanyaan murid-murid Yohanes dan orang Farisi yang berpuasa sedang murid Tuhan Yesus tidak berpuasa.