Obituari

Kepingan-kepingan Kenangan Bersama Kak Niko

Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kenangan pada momen syukuran Wisuda Viktus Murin, 1 September 1995 di kontrakan Sekretariat GMNI Cabang Kupang, belakang Margasiswa PMKRI Kupang. Viktus diapit oleh Niko Frans (Alm), Frans Lebu Raya (Alm), Selly Tokan Kamilus dan Ambrosius Kodo.

Kebijakan organisatoris DPC GMNI Kupang yang saat itu dipimpin Frans Lebu Raya sebagai Ketua, dan Nikolaus Frans sebagai Sekretaris pun menetapkan Delegasi GMNI Kupang untuk berangkat  menuju Kongres Malang.

Formasi delegasi terdiri dari enam orang yakni Frans Lebu Raya, Nikolaus Frans, Tory Ata, Lexi Saudale, Yohanes Jua, dan Viktus Murin. Puji TUHAN, di arena Kongres Malang, GMNI cukup berhasil menampilkan performance pemikiran dan skill teknis persidangan.

Bertalian dengan delegasi Kongres Malang ini,  saya waktu itu dalam hati kecil kaget sekaligus surprise, mengapa nama saya masuk juga dalam delegasi DPC Kupang. Status saya di lingkungan GMNI Kupang waktu itu hanya sebagai anggota biasa.

Nama saya tidak berada dalam struktur inti kepengurusan DPC Kupang. Beberapa tahun kemudian setelah Kongres GMNI Malang berlalu, baru saya mendengar cerita bahwa nama saya masuk dalam delegasi Cabang Kupang ke Kongres Malang waktu itu, sesungguhnya atas usulan Kak Niko.

Seharusnya setiap DPC mengirimkan lima nama; tiga nama untuk menjadi peserta, dan dua nama menjadi peninjau. Sedangkan GMNI Kupang memutuskan mengirimkan enam nama ke Kongres Malang. Argumentasi yang dibangun Kak Niko waktu itu bahwa sebagai cabang baru, kader-kader GMNI Kupang harus menimba pengalaman nasional di forum organisasi sebesar Kongres. Perihal satu nama yang melebihi  batasan jumlah anggota delegasi, itu nanti bisa disiasati.

DPC GMNI Kupang, lebih khusus Frans Lebu Raya selaku Ketua dan Nikolaus Frans sebagai Sekretaris, akan meyakinkan Presidium GMNI, khususnya Ketua Presidium GMNI Kristya Kartika agar satu nama dari delegasi Kupang bisa "disisipkan" dalam keanggotaan panitia nasional Kongres GMNI. Setelah ikut diyakinkan oleh Bung Silvester Mbete (Anggota Presidium GMNI), maka Ketua Presidium GMNI  Kristya Kartika menggunakan otoritasnya memberikan dispensasi kepada Cabang Kupang. Terjadilah kemudian seperti apa yang diharapkan. Dalam arena Kongres Malang; tiga nama yang menjadi Peserta (punya hak suara dan hak bicara) adalah Frans Lebu Raya, Nikolaus Frans, dan Lexi Saudale.

Sedangkan dua nama yang menjadi Peninjau (hanya punya hak bicara) adalah Tory Ata dan Viktus Murin. Sedangkan nama Yohanes Jua waktu itu, oleh karena otoritas Mas Kristya Kartika selaku Ketua Presidium GMNI, bisa diterima sebagai nama tambahan dalam satu seksi kepanitiaan nasional Kongres.

Sekembalinya kami ke Kupang setelah mengikuti Kongres GMNI di Malang,  hanya berhitung bulan, muncul informasi penerimaan calon-calon wartawan yang akan diseleksi menjadi wartawan untuk "harian" Pos Kupang yang sedang dipersiapkan penerbitannya.

Idealisme saya sebagai aktivis mahasiswa pun menggelora, dan dengan antusias saya ikut mendaftar untuk mengikuti test calon wartawan. Saya pribadi merasakan adanya kohesi idealisme yang kuat antara aktivis dan profesi wartawan.

Puji TUHAN, ujian seleksi dengan bobot tinggi di bawah bimbingan dua wartawan kawakan waktu itu (Valens G.Doy; "Om Valdo" dan Damyan Godho;  "Om Damy"), berhasil kami lewati. Dari hampir 100 orang peserta test waktu itu, kalau tidak keliru, ada 21 orang yang dinyatakan lulus.

Dua nama di antaranya adalah Dion DB Putra, dan saya Viktus Murin. Kami sama-sama pegiat organisasi mahasiswa ekstra-universiter; Dion di PMKRI Kupang, saya di GMNI Kupang.

Melintasi perjalanan waktu, pada tahun 1993 GMNI Kupang melakukan Konferensi Cabang (Konfercab). Kalau tidak keliru ingat, waktu itu Konfercab berlangsung di aula Paroki Santo Yoseph Naikoten. Dalam Konfercab ini, Kak Niko terpilih sebagai Ketua GMNI Kupang periode 1993-1996 menggantikan senior Frans yang sudah mengakhiri masa pengabdiannya selama empat tahun sejak menjabat Ketua Caretaker, dan kemudian menjadi Ketua defenitif GMNI Cabang Kupang (1989 sampai 1993).

Masa empat tahun kepemimpinan senior Frans ini, sungguh masa yang penuh dengan rintangan duri dan semak belukar perjuangan. Namun, ketenangan dan kebajikan seorang Frans Lebu Raya telah mampu melewati semua rintangan itu, dan membuat kuku-kuku organisasi GMNI Kupang mulai tertancap dengan kokoh.

Beberapa saat seusai  persidangan Konfercab 1993, Kak Niko selaku Ketua terpilih sekaligus Ketua Formatur memanggil saya. Kami berbicara empat mata. Kira-kira begin gambaran isi pembicaraannya. "Ade Vik, saya sudah berbicara dengan Pak Frans saat sebelum Konfercab," begitu suara Kak Niko membuka pembicaraan. Saya terdiam, dan dalam sikap takzim menunggu perkataan lanjutan dari Kak Niko.

"Jadi begini Vik, saya sudah beritahu ke Pak Frans, saya akan lanjutkan tugas Pak Frans sebagai Ketua dengan satu syarat. Syaratnya kalau sekretaris cabangnya Viktus."

Halaman
123

Berita Terkini