POS-KUPANG.COM - Rasakan sensasi Telaga Nirwana di Desa Oeseli, Kecamatan Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan menumpang perahu bertenaga listrik.
Lahirnya inovasi dari pulau paling selatan Indonesia itu merupakan wujud nyata komitmen pemanfaatan energi baru terbarukan yang ramah lingkungan.
Inovasi tersebut dikerjakan oleh Badan Kerja Sama Internasional Jerman (GIZ) atas dukungan Pemerintah Jerman dan Indonesia serta berbagai pihak terkait. Produk berbasis energi baru terbarukan itu diluncurkan di Desa Oeseli, Kecaman Rote Barat Daya, Kabupaten Rote Ndao, Selasa (21/5/2024).
Perahu bertenaga listrik atau photovoltaics (pv) boat itu digerakkan energi listrik yang berasal dari baterai. Tenaga baterai diisi dari panel yang menangkap energi surya. Dalam proyek itu juga dibangun stasiun pengisian baterai sebagai penunjang operasional pv boat.
Beberapa peserta kegiatan itu pun diajak menaiki pv boat sambil mengelilingi Telaga Nirwana, destinasi wisata bahari yang berada di Desa Oeseli. Pengalaman menggunakan pv boat memberi kesan tersendiri yang berbeda dengan perahu mesin yang menggunakan bahan bakar fosil.
”Tidak ada bising suara mesin, tidak ada aroma bahan bakar, tidak menghasilkan karbon, dan tidak mencemari laut. Benar-benar energi bersih. Saya sangat menikmatinya,” kata Chistoph Luerssen, pejabat GIZ yang mengepalai proyek itu.
Baca juga: Wisata NTT, Eksotisme Pantai Oetune Dengan Gurun Pasir Putih Ala Timur Tengah
Menurut Chistoph, inovasi pv boat merupakan bentuk komitmen untuk mewujudkan energi yang ramah lingkungan dan bebas dari emisi karbon. Dia menyebutkan, selama ini, GIZ mengerjakan banyak proyek berbasis energi baru terbarukan. Selain di Rote, proyek-proyek itu berlokasi di wilayah lain di NTT serta beberapa lokasi di Indonesia dan sejumlah negara lain.
Selain pv boat di Rote, GIZ juga mengerjakan sistem irigasi berbasis energi surya di Pulau Semau, Kabupaten Kupang, yang diluncurkan pada hari yang sama. ”Kami akan terus bergerak dengan menghadirkan inovasi energi bersih di tempat lain. Target kita adalah nol emisi,” ujar Chistoph.
Direktur Aneka Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Andriah Feby Misna mengapresiasi proyek pv boat tersebut. Ia pun berterima kasih kepada Pemerintah Jerman dan GIZ atas kolaborasi untuk menjalankan proyek itu. Menurut dia, inovasi itu bisa direplikasi di daerah lain, khususnya yang memiliki destinasi wisata air.
Andriah menambahkan, NTT dan banyak daerah di Indonesia kaya akan potensi energi matahari. Sayangnya, potensi itu belum banyak dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik. Sebagian besar daerah masih menggunakan energi fosil yang tidak ramah lingkungan.
Andriah pun mengakui, investasi proyek listrik dengan energi surya cukup mahal ketimbang memakai energi fosil. Meski begitu, pemerintah terus berupaya melakukan transisi dari energi fosil ke energi terbarukan hingga mencapai target nol emisi karbon pada 2060.
Sektor pariwisata
Daniel Mooy, warga setempat yang menjadi operator pv boat mengatakan, kehadiran inovasi itu memberi nilai tambah bagi destinasi wisata Telaga Nirnawa. Selain pesona laut berpadu hijau biru bening yang menjadi kekhasan tempat itu, alat transportasi tersebut dianggap unik sehingga menjadi daya tarik tersendiri.
Daniel menambahkan, untuk satu kali trip mengelilingi Telaga Nirwana, butuh waktu sekitar 30 menit. Tenaga baterai yang dihabiskan masing-masing 2 persen dari total 4 unit baterai.
Setiap baterai kapasitas maksimum 2,4 kilowatt. ”Habis dipakai tinggal dicas lagi. Kami senang karena di sini ada stasiun pengisian baterai,” kata Daniel.