Di akhir masa jabatannya pada 2021, masih ada sekitar 350 kilometer ruas jalan yang perlu perbaikan dari total 700-an kilometer ruas jalan di Lembata.
“Saya ingin siapa pun yang naik (menjadi kepala daerah Lembata) bisa membuat masyarakat Lembata jadi masyarakat yang berperadaban,” kata wakil bupati di era kepempimpinan mendiang Eliaser Yentji Sunur itu.
Menurut pandangannya, masyarakat berperadaban bisa dilihat dari mobilitas masyarakat yang tinggi. Ke pasar, ke sekolah, ke gereja, ke mana saja. Kalau mobilitas tinggi maka ini merupakan permulaan dari peradaban.
Dia juga menyinggung masalah angka stunting yang tinggi di Lembata. Kalau generasi Lembata menderita stunting maka di masa mendatang orang luar Lembata yang datang memimpin di Lembata.
“Ke depan ya akhirnya orang Bajawa, orang Ende, orang Ambon yang datang perintah kita lagi karena memang SDM kita terbatas karena stunting fisik, stunting otak, stunting hati dan stunting perilakunya,” pungkasnya.
Thomas juga berkeinginan menyelesaikan masalah infrastruktur dasar lainnya yakni air minum. Sejumlah tempat di Lembata masih krisis air minum.
Dengan teknologi, dia yakin masyarakat bisa dengan mudah mengakses air minum. Beberapa sumber mata air seperti Wei Lain di Kedang harus dioptimalkan.
Sebelumnya, Ketua DPC Partai Demokrat Lembata Paskalis Witak juga memastikan tiga orang kader yang berpotensi didorong untuk maju sebagai bakal calon kepala daerah Lembata.
Baca juga: Pilkada 2024, Johni Asadoma Optimalkan Pariwisata Bila Jadi Gubernur
"Kalau figur kader partai sendiri ada ketua Paskalis Witak, Thomas Ola Langoday dan Hilarius Lukas Kirun atau Imo Wulakada,” ungkap Paskalis Witak, Senin 1 April 2024.
Dikatakan Paskalis, Partai Demokrat mengusulkan minimal 3 kandidat dan maksimal sebanyaknya.
“Demokrat terbuka untuk umum baik kader maupun non kader, mekanisme survei dipakai,” katanya.
“Yang sowan ke DPC untuk siap mendaftar dokter Jimmy Sunur, Marsianus Jawa, Polce Ruing. Itu figur non partai,” tutupnya.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS