Pengembangan DPSP Labuan Bajo yang terintegrasi dan berdampak untuk Flores dan NTT secara keseluruhan membutukan orkestrasi ekosistem kepariwisataan dari semua unsur di dalamnya.
Frans Teguh dalam paparannya menjelaskan, terdapat 4 isu utama dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo.
Yakni keterpaduan infrastruktur berkelanjutan, SDM dan kontribusi lokal, penyediaan komoditas lokal penunjang pariwisata, dan peningkatan kapasitas destinasi yang kesemuanya memerlukan kolaborasi dan kolaboraksi yang sinergis di antara pemangku kepentingan untuk dapat keluar dari 4 isu kritis tersebut.
"Saat ini BPOLBF sendiri telah mengadakan dan merencanakan beberapa program yakni orkestrasi tata kelola pariwisata di Labuan Bajo melalui forum-forum stakeholder, Forum Tata Kelola, pembentukan sistem terpadu pintu masuk Taman Nasional Komodo sebagai world heritage site dan cagar biosfer, Tourism Information Center Labuan Bajo Flores, forum dengan lembaga internasional LSM, forum GM hotel, dan forum dengan asosiasi atau komunitas," jelasnya.
"Melalui program ini diharapkan ada integrasi antar lembaga dalam menjalanakan peran dan fungsinya sehingga bisa memberi dampak pada ekonomi dan sosial kita. Mari jadikan sektor ini menjadi peluang ke depan," tambahnya.
Melengkapi dari perspektif berbeda, narasumber lainnya, Andreas Hugo Pareira, Anggota Komisi X DPR RI memberikan prespektif politik dalam pembangunan kepariwisataan.
"Dari segi politik, selain menjalankan fungsi pengawasan, kami di DPR RI juga berperan sebagai mediator yang mempertemukan kepentingan pemerintah pusat dengan daerah dan selama ini prosesnya telah berlangsung secara kontinu terutama dalam meningkatkan kapasitas SDM bukan hanya di DPSP saja tetapi juga daerah-daerah lain di sekitarnya," tuturnya.
Sebagai penutup, Ni Wayan Giri Adnyani Sekretaris Utama Meparekraf menjelaskan bahwa pariwisata sebagai new economy dapat maksimal dirasakan apabila keterlibatan masyarakat lokal melalui komunitas juga terlibat secara aktif.
"Dengan meningkatnya aktivitas perjalanan wisatawan yang berkunjung ke berbagai destinasi wisata di Indonesia, mendorong juga berkembangnya industri kreatif dimana banyak melibatkan masyarakat atau komunitas lokal," ujarnya.
"Pemberdayaan masyarakat lokal melalui kepentingan pariwisata menjadi jalan yang membuka kesempatan kerja lebih luas bagi masyarakat untuk turut mengembangkan destinasi wisata, penciptaan produk ekraf, pelestarian budaya dan lingkungan," tutupnya. (uka)
Ikuti berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS