Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG- Petahana Abraham Paul Liyanto optimis kembali menjadi senator Dewan Perwakilan Daerah atau DPD RI Perwakilan NTT untuk periode 2024-2029.
Berdasarkan perhitungan internal hingga 77,83 persen, Abraham Liyanto sudah mengantongi 221.036 suara.
Perolehan itu perlahan meningkat dari urutan ke 11 dan kini berada di urutan keempat dari total 17 calon anggota DPD.
"Melakukan rekapan sendiri. Dari mulai informasi awal dari TPS. Saya membentuk tim untuk menghimpun C1 pada tanggal 14/2/2024 malam, kita sudah dapat beberapa kabupaten sebagai sampel. Kita lakukan selama tiga hari," kata Abraham Liyanto kepada wartawan, Kamis (29/2/2024).
Hasil perhitungan itu didapat dari C1 yang berasal dari kabupaten kepulauan seperti Sabu dan Rote. Kemudian data yang sama juga diperoleh dari pulau Flores, sebagian Pulau Sumba.
Abraham Liyanto mengaku, basis pendukungnya berada di wilayah Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan (TTS).
Tiga daerah ini sebagian besar datanya belum masuk dalam perhitungan. Sebab, luasan wilayah menjadi kendala tersendiri.
Dalam proses perhitungan di hari ke empat pasca Pemilu, pihaknya mengakses ke sistem SiRekap. Sekalipun sistem itu sempat eror, namun terdapat hasil C 1 yang terdokumentasi.
Tim yang dibentuk kemudian mendapat salinan itu dari sistem Sirekap lalu dicocokkan dengan data yang dimiliki secara internal. Hasilnya data yang ada cocok. Pihaknya pun menggunakan rujukan dari sistem milik KPU itu.
Abraham Liyanto mengaku, ia sendiri optimis dirinya masuk ke empat besar sejak pekan lalu. Apalagi sebagian besar wilayah juga mulai memasukkan datanya ke sistem Sirekap.
Baca juga: Stevi Harman dan AWK Tak Terkejar, Berikut Update Tujuh Besar Calon Anggota DPD RI asal NTT
Sejauh ini, rata-rata data yang masuk termasuk basis yang ada datanya sudah masuk 75 persen. Abraham Liyanto menyebut dirinya bisa masuk ke tiga atau empat besar.
"Saya mengucapkan terima kasih kepada pendukung dan konstituen saya. Saya yakin akan masuk ke empat besar," kata dia.
Ia juga memuji sistem milik KPU yang saat ini digunakan. Sebab, sistem itu lebih terbuka.
Saat bertemu dengan KPU dalam rangka pengawasan, Abraham Liyanto juga disarankan agar tidak semata merujuk ke sistem KPU, karena sistem itu hanya sebagai alat bantu.
Abraham Liyanto mengaku memahami anjuran itu. Namun, dirinya tetap yakin dengan sistem yang ada.
Tim yang dibentuk, kata dia, punya latarbelakang teknologi informasi yang bisa melihat lebih jauh sistem itu. Dia tetap menggunakan data itu sebagai acuan perhitungan.
Atas proses ini, Abraham Liyanto meminta para pendukungnya untuk tetap bersabar dan mengikuti proses rekapitulasi yang kini berlangsung di tingkat kabupaten/kota.
Selepas Pemilu ini, Abraham Liyanto menyebut dirinya akan kembali ke Jakarta untuk melanjutkan tugas sebagai anggota DPD. Keterbukaan informasi yang ada saat Pemilu, baginya sesuatu yang sangat bagus.
Nantinya dalam rapat paripurna pekan depan, ia akan melaporkan hasil pengawasan selama Pemilu. Karena ia sendiri berada di komisi yang membawahi KPU. Sehingga tugas pengawasan tetap dia lakukan.
Baca juga: Lipsus - Perebutan Suara DPD RI, Stevi Harman Unggul, Paul Liyanto Salip Hilda Manafe
Abraham Liyanto juga mengapresiasi calon DPD yang diisi para anak muda. Bila sudah ditetapkan seperti data yang ada, ia mengaku akan berkolaborasi dengan anak muda itu lewat DPD RI.
"Semoga kita bisa bersama-sama nanti mewakili NTT menyuarakan hal-hal ditingkat nasional," kata dia.
Abraham Liyanto mengaku dirinya akan kembali fokus dan melanjutkan program prioritas yang selama ini ia kerjakan seperti pendidikan dan kesehatan serta ekonomi.
Semua orang, kata dia, tentu sepakat dengan kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Akan tetapi, tiga hal itu harus dimulai pada satu aspek.
Menurut dia, jika NTT ingin maju maka harus dimulai dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Abraham Liyanto berkaca pada pengalamannya yang pernah mengurus pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTT.
Misalnya, sebut dia, dari 10 orang yang direkrut untuk dipersiapkan menjadi PMI legal dan ditempatkan diluar negeri, hanya 3 orang yang dinyatakan sehat.
"Untuk bisa berangkat menjadi PMI legal dasarnya harus sehat kemudian dilatih 600 jam. Kita baru langkah, syarat pertama (kesehatan) saja sudah gugur," ujarnya.
Sisi lain, kebanyakan calon PMI juga belum memiliki pendidikan yang cukup. Sekalipun banyak balai latihan kerja, justru akan tidak berefek banyak.
Baca juga: Pemilu 2024, dr. Stevi Harman dan Angelo Wake Kako Masih di Puncak Perolehan Suara DPD RI Dapil NTT
Akibat dari ini juga munculnya perdagangan orang karena rekrutmen dilakukan dengan tidak prosedural lagi atau calon PMI dibawa ke luar NTT.
Melihat itu, Abraham Liyanto kemudian menutup balai latihan kerja miliknya dan membangun sekolah kesehatan dari jenjang PAUD hingga perguruan tinggi. Dia juga bercerita tentang kasus Wilfrida Soik yang nyaris dihukum mati di Malaysia.
TKW asal NTT itu dimanipulasi data dirinya oleh pihak tidak bertanggung jawab. Sebab, Wilfrida saat itu baru berumur 15 tahun. Hukum di Malaysia, dilarang melakukan hukuman mati terhadap anak berusia dibawa 15 tahun.
Abraham Liyanto kala itu sebagai senator, kemudian bertemu dengan senator Malaysia membicarakan itu.
Abraham Liyanto protes keras atas hal itu. Akhirnya, Wilfrida bebas setelah melewati berbagai perjuangan panjang negara, dan sentuhan Abraham Liyanto.
Pekerjaan lain yang kemudian Abraham Liyanto capai adalah berdirinya LLDIKTI Wilayah XV di NTT.
Dulunya, NTT masih bergabung ke kopertis bersama NTB dan Bali. Seiring perkembangan perguruan tinggi kini layanan khusus untuk perguruan tinggi itu sudah ada di Kupang, NTT.
"Diperiode kedua saya urus itu. Dulu teman-teman di 2004 sampai 2016 dan saya masuk LLDIKTI jadi," kata dia.
Atas dasar itu, ia ingin menggenjot lebih jauh sektor kesehatan dan pendidikan yang muaranya pada peningkatan ekonomi. Dengan berbagai kemudahan seperti beasiswa pendidikan dan lainnya justru lebih bagus.
Baca juga: Dua Politisi Muda Pimpin Perolehan Suara, Berikut Update Tujuh Besar Calon Anggota DPD RI asal NTT
Sangat ketertinggalan jika pendidikan dan kesehatan menjadi nomor kesekian. Karena dua aspek ini menjadi pendongkrak penting.
Baginya, dengan sumber daya yang dibangun, maka tentu ekonomi dan pemanfaatan kekayaan yang ada tentu berdampak.
Abraham Liyanto memperkirakan ke depan NTT akan fokus di sektor pariwisata sebagai salah satu daya hasil.
Untuk itu, dirinya mendirikan usaha perhotelan, di samping membuka jurusan perhotelan dan pariwisata di kampus miliknya.
Ia menuturkan, saat tinggal di Bali beberapa tahun silam, sebuah wilayah bernama Ligitan mirip seperti pantai Lasiana yang ada di Kota Kupang. Ligitan, kini menjadi salah satu pusat roda pariwisata di pulau Dewata, Bali.
Apalagi NTT, kata dia, punya berbagai potensi seperti budaya yang cukup banyak. Untuk itu, infrastruktur sumberdaya manusia perlu dibangun atau disiapkan sejak dini.
"Itu bayangan visi misi saya saat dipilih lagi, dan saya akan urus itu," ujar Abraham Liyanto. (fan)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS