Abraham Liyanto mengaku memahami anjuran itu. Namun, dirinya tetap yakin dengan sistem yang ada.
Tim yang dibentuk, kata dia, punya latarbelakang teknologi informasi yang bisa melihat lebih jauh sistem itu. Dia tetap menggunakan data itu sebagai acuan perhitungan.
Atas proses ini, Abraham Liyanto meminta para pendukungnya untuk tetap bersabar dan mengikuti proses rekapitulasi yang kini berlangsung di tingkat kabupaten/kota.
Selepas Pemilu ini, Abraham Liyanto menyebut dirinya akan kembali ke Jakarta untuk melanjutkan tugas sebagai anggota DPD. Keterbukaan informasi yang ada saat Pemilu, baginya sesuatu yang sangat bagus.
Nantinya dalam rapat paripurna pekan depan, ia akan melaporkan hasil pengawasan selama Pemilu. Karena ia sendiri berada di komisi yang membawahi KPU. Sehingga tugas pengawasan tetap dia lakukan.
Baca juga: Lipsus - Perebutan Suara DPD RI, Stevi Harman Unggul, Paul Liyanto Salip Hilda Manafe
Abraham Liyanto juga mengapresiasi calon DPD yang diisi para anak muda. Bila sudah ditetapkan seperti data yang ada, ia mengaku akan berkolaborasi dengan anak muda itu lewat DPD RI.
"Semoga kita bisa bersama-sama nanti mewakili NTT menyuarakan hal-hal ditingkat nasional," kata dia.
Abraham Liyanto mengaku dirinya akan kembali fokus dan melanjutkan program prioritas yang selama ini ia kerjakan seperti pendidikan dan kesehatan serta ekonomi.
Semua orang, kata dia, tentu sepakat dengan kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Akan tetapi, tiga hal itu harus dimulai pada satu aspek.
Menurut dia, jika NTT ingin maju maka harus dimulai dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi.
Abraham Liyanto berkaca pada pengalamannya yang pernah mengurus pekerja migran Indonesia (PMI) asal NTT.
Misalnya, sebut dia, dari 10 orang yang direkrut untuk dipersiapkan menjadi PMI legal dan ditempatkan diluar negeri, hanya 3 orang yang dinyatakan sehat.
"Untuk bisa berangkat menjadi PMI legal dasarnya harus sehat kemudian dilatih 600 jam. Kita baru langkah, syarat pertama (kesehatan) saja sudah gugur," ujarnya.
Sisi lain, kebanyakan calon PMI juga belum memiliki pendidikan yang cukup. Sekalipun banyak balai latihan kerja, justru akan tidak berefek banyak.
Baca juga: Pemilu 2024, dr. Stevi Harman dan Angelo Wake Kako Masih di Puncak Perolehan Suara DPD RI Dapil NTT
Akibat dari ini juga munculnya perdagangan orang karena rekrutmen dilakukan dengan tidak prosedural lagi atau calon PMI dibawa ke luar NTT.