POS-KUPANG.COM- Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. John Lewar SVD dengan judul : Kata Harus Sepadan Dengan Perbuatan.
Kali ini RP. John Lewar SVD menulis Renungan Harian Katolik Hari MInggu Biasa XXXI merujuk pada bacaan Maleakhi 1: 14b-2: 2b.8-10, Mazmur 131:1.2.3, 1Tesalonika 2: 7b-9.13 dan Injil : Matius 23: 1-12.
Berikut ini teks lengkap Renungan Harian Katolik yang ditulis , RP. John Lewar SVD hari ini.
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Maleakhi adalah seorang nabi dan guru yang diandalkan Tuhan serta tokoh kehidupan agama yang tangguh berani mengkritik para imam Perjanjian Lama karena tidak setia pada perjanjian yang telah dibuat Allah dengan leluhur mereka.
Nabi mengecam mereka, sebab mereka telah mengajarkan ajaran yang palsu kepada umat dan telah menyesatkan banyak orang dengan ajarannya.
Ibadat dan hidup keagamaan mereka tidak mengungkapkan hubungan yang akrab dengan Allah, malah tidak memberikan arti apapun bagi hidup ini.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 5 November 2023 : Hidup Dengan Mengusahakan Semangat Berbagi
Baca juga: Renungan Harian Katolik Minggu 5 November 2023 : Hanya Satu Bapamu
Nabi memberi mereka peluang untuk bertobat dan kembali ke jalan Allah, jika tidak mau, maka Allah akan mendatangkan kutuk kepada mereka.
Rasul Paulus sungguh seorang guru dan juru bicara Allah yang sejati, sebab ia menyerahkan segenap tenaganya untuk menyampaikan kabar baik keselamatan kepada jemaat di Tesalonika.
Paulus tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Allah atas kesetiaan umat Tesalonika menghayati imannya akan Kristus.
Yesus menasihati para pengikutNya untuk melakukan segala sesuatu secara jujur dan benar. Nasihat itu bertolak dari pengalaman hidup kaum Farisi dan Ahli Taurat. Orang-orang itu adalah pengajar resmi dan terhormat.
Ada satu hal yang tidak boleh para murid ikuti adalah hidup mereka. Mengapa? Karena orang-orang itu hanya tahu mengajar, tetapi tidak tahu melaksanakannya.
Yesus menanggapi pentingnya kesesuaian antara praktek dan perbuatan, antara yang luar dan dalam, yang lahir dan yang batin. Yesus tidak mau ada orang yang mencari keuntungan diri sendiri dan mengorbankan sesamanya.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023, Gembala yang Baik Berikan Nyawa Bagi Domba-dombanya
Yesus sendiri menggembalakan, memimpin, menuntun orang melalui pemberian diri total, pelayanan penuh kerendahan hati, tanpa kemunafikan.
Yesus meminta para murid-Nya agar mereka sungguh-sungguh cermat dalam menyikapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi.
Para murid harus berhati-hati karena kedua golongan penentang-Nya itu pandai mengajarkan hal-hal baik dan mulia, tetapi perilaku mereka tidak sejalan dengan pengajaran mereka. Ikuti ajaran mereka, tetapi jangan ikuti perilaku mereka.
Saudari – saudaraku yang terkasih dalam Kristus.
Adalah seorang Borgias, sangat kagum terhadap ayahnya karena selalu memberi nasihat yang bijaksana. Borgias disuruh belajar dengan rajin demi masa depan, harus sabar dan tidak memukul teman di sekolah atau di jalan, harus menjaga nama baik keluarga.
Ayah yang dibanggakan itu berubah menjadi ayah yang memalukan. Borgias menyaksikan sendiri ayahnya memukul tetangga karena tai ayam yang bertengger di pohon jatuh dan menodai pakaiannya.
Sikap Borgias kepada ayahnya mulai berubah. Bagi Borgias katakata ayahnya sama sekali tidak bermakna.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023, Tiga Cara Mau Rendah Hati Ketika Dapat Kehormatan
Ayah yang selalu menuntut anaknya harus berbuat baik ternyata mengajarkan yang jelek kepadanya.
Kita sering mengabaikan pengajaran atau nasihat yang bijak karena kita tidak puas dengan perilaku dari para “pengajar atau penasihat”.
Kita tidak memanfaatkan secara maksimal serpihan-serpihan kebijaksanaan mereka itu untuk membangun hidup kita menjadi lebih baik dan lebih bermutu.
Kita cenderung jatuh dalam keburukan dengan dalih “pengajar atau penasihat saja hidupnya begitu”.
Dengan itu, kepada kita dibebankan dosa ganda, yakni dosa
mengabaikan kebenaran atau kebaikan yang kita ketahui dari pengajaran/nasihat mereka dan dosa menghakimi sesama.
Jangan-jangan kita menjadi seperti orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat: hanya berbicara dan mengajarkan atau menganjurkan kebaikan dan kebenaran kepada sesama, tanpa kita sendiri mau melakukan hal-hal itu.
Terkadang, hidup kita menjadi batu sandungan bagi orang lain untuk membangun kehidupan mereka menjadi lebih bermutu.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Sabtu 4 November 2023 : Kerendahan Hati itu Pembunuh Kesombongan Diri
Kalau kita sendiri mau menjadi pribadi yang bermutu, kita seharusnya selalu mengupayakan keserasian antara kata dan tindakan.
Contemlasi:
Semua yang kita ucapkan akan bermakna bila sepadan dengan perbuatan. Tuhan akan memberkati kita yang senantiasa berjuang dalam hidup ini dalam
kata yang sepadan dengan perbuatan kita.
Doa:
Allah Bapa Yang Mahakudus, orang sombong tidak berkenan di hatiMu. Engkau menghendaki kerendahan hati dan kesetiaan.
Bantulah kami menempuh jalan yang lurus dan benar. Semoga kami jangan memaksa orang lain melakukan apa yang kami sendiri tidak mau melakukannya.
Dan semoga kami semakin sadar, bahwa Engkaulah Bapa semua orang dan bahwa Engkau mengasihi orang yang mengabdi Engkau dalam kebenaran. Demi Yesus
Kristus...Amin.
Sahabatku yang terkasih. Selamat Hari Minggu. Salam doa dan berkatku untukmu dan keluarga di mana saja berada: Bapa dan Putera dan Roh Kudus...Amin.(*)
Ikuti Berita POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS