Hari Besar Nasional

Mengenal Hari hari Ikrar Gerakan Pramuka yang Diperingati pada 30 Juli

Penulis: Ryan Nong
Editor: Ryan Nong
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peserta kegiatan Pesta Siaga Gerakan Pramuka di Mbay Kabupaten Nagekeo, Kamis (25/10/2018)

POS-KUPANG.COM - Tribuners, Pemerintah Republik Indonesia (RI) menetapkan tanggal 30 Juli sebagai Hari Ikrar Gerakan Pramuka. 

Peringatan Hari Ikrar Gerakan Pramuka dilaksanakan dua minggu sebelum Hari Pramuka yang diperingati setiap tanggal 14 Agustus. Namun demikian dua hari peringatan untuk organisasi kepanduan nasional ini memiliki perbedaan. 

Adapun penetapan Hari Ikrar Gerakan Pramuka dilakukan sebagai peringatan momentum peleburan berbagai organisasi Gerakan Pramuka pada 30 Juli 1961.

Kala itu semua organisasi kepanduan yang berdiri di Indonesia menyatakan ikrar untuk bersatu dalam wadah Pramuka. Ikrar itu berlangsung di Istana Olahraga Senayan yang kini dikenal sebagai Istora Senayan Jakarta. 

Baca juga: Daftar Hari Libur dan Hari Besar Nasional Bulan Juli 2023, Tribuners Wajib Tahu

Baca juga: Mengenal Hari Bhakti TNI AU yang Diperingati Setiap 29 Juli

Baca juga: Mengenal Hari Anak Nasional yang Diperingati Setiap 23 Juli

Selain Hari Ikrar Pramuka dan Hari Pramuka, dalam sejarah kepramukaan di Indonesia terdapat beberapa momentum yang menjadi diperigati sebagai hari hari bersejarah.

Terdapat Hari Tunas Gerakan Pramuka yang ditetapkan berdasarkan hari dilakukannya Pidato Presiden/Mandataris MPRS di hadapan perwakilan berbagai organisasi kepanduan Indonesia, yaitu 9 Maret 1961.

Lainnya, ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 bertanggal 20 Mei 1961 tentang penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan, dijadikan momentum Hari Permulaan Tahun Kerja.

Hari tersebut adalah tonggak untuk pendidikan kepramukaan selain juga pada 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Sementara itu, Hari Pramuka ditetapkan setiap 14 Agustus dengan peristiwa yang melatarbelakanginya yakni pelantikan pengurus Gerakan Pramuka dan sekaligus dilangsungkannya defile Pramuka pada 1 Agustus 1961.

Defile Pramuka itu bertujuan memperkenalkan Gerakan Pramuka Indonesia pada khalayak.

Baca juga: Mengenal Hari Bhakti Adhyaksa Kejaksaan RI yang Diperingati Setiap 22 Juli   

Baca juga: Mengenal Hari Integrasi Timor Timur yang Diperingati Setiap 17 Juli

Baca juga: Mengenal Hari Pustakawan Nasional yang Diperingati Setiap 7 Juli 

 

Sejarah Pramuka

Gerakan Kepanduan atau Pramuka terdapat di berbagai negara di dunia dan memiliki sejarah panjang.  Secara internasional, gerakan Kepanduan atau Pramuka disebut sebagai Scouting atau Scout Movement.

Gerakan ini dicetuskan oleh Robert Baden-Powell, seorang anggota angkatan darat di Inggris yang antara tahun 1906-1907 menulis buku Scouting for Boys.

Buku tersebut merupakan panduan bagi remaja untuk melatih keterampilan dan ketangkasan, cara bertahan hidup, hingga pengembangan dasar-dasar moral.

Apa yang dicetuskan Robert Baden-Powell ini kemudian menyebar ke seluruh dunia dan menjadi gerakan Kepanduan yang di Indonesia disebut dengan Pramuka.

Robert Baden-Powell yang dikenang sebagai bapak pramuka internasional itu lahir di London pada 22 Februari 1857. Adapun hari lahir itu diperingati sebagai Hari Pramuka Internasional.

 

Sejarah Pramuka Indonesia

Gerakan Pramuka di Indonesia sudah dimulai sejak zaman pendudukan Belanda pada tahun 1923. Kala itu didirikan Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.

Cikal bakal kepanduan di Indonesia juga ditandai dengan kemunculan berbagai organisasi kepanduan. Misalnya Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta pada tahun yang sama, Hizbul Wahton (HW) pada 1918, Jong Java Padvinderij (JJP) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), dan Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS).

Dikutip dari Tirto sebagaimana yang dilansir dari laman Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, NPO dan JIPO lalu melebur menjadi Indonesische Padvinderij Organisatie (INPO) di tahun 1926.

Namun, Belanda kemudian melarang organisasi kepanduan yang bukan bentukannya dengan melabelinya menggunakan istilah Padvinder.

Akhirnya, untuk membedakan kepanduan milik Belanda dan Indonesia, tokoh KH Agus Salim memperkenalkan isilah "Pandu" atau "Kepanduan" untuk organisasi Kepramukaan dari Indonesia.

Pada 23 Mei 1928 dibentuk Persaudaraan Antar Pandu Indonesia (PAPI) yang beranggotakan gabungan INPO, SIAP, NATIPIJ, dan PPS.

Empat bulan setelah proklamasi Indonesia, tepatnya 28 Desember 1945, lahir kepanduan nasional yang dinamakan Pandu Rakyat Indonesia. Perjalanan Pramuka pun masih berliku saat itu.

Dengan jumlah organisasi kepanduan yang mencapai ratusan dan terbagi ke beberapa federasi, dibentuklah Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Lalu, mengingat masih kurang kompaknya antara anggotanya di Perkindo, pemerintah dan MPRS berusaha membenahinya di tahun 1960.

Presiden Soekarno selanjutnya mengumpulkan tokoh-tokoh dari gerakan pramuka Indonesia saat itu pada 9 Maret 1961. Soekarno mengatakan harus ada pembenahan pada organisasi kepanduan.

Semua aktivitas pendidikan harus diganti dan seluruh organisai kepanduan akan melebur dengan nama Pramuka. Pada saat itu, Soekarno membentuk kepanitiaan pembentukan gerakan Pramuka melalui Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 bertanggal 11 April 1961.

Panitia terdiri dari Sultan Hamengkubuwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Aziz Saleh, Muljadi Djojo Martono, dan Achmadi.

Dilansir laman Pramuka Bangka Belitung, panitia ini selanjutnya mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, bertanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka. (*)

 

Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS

 

Berita Terkini