Hari Besar Nasional
Mengenal Hari Bhakti TNI AU yang Diperingati Setiap 29 Juli
Peringatan Hari Bhakti TNI AU tersebut bertujuan untuk mengenang kembali dua peristiwa penting, yakni serangan udara TNI AU terhadap daerah pendudukan
POS-KUPANG.COM - Tribuners, Pemerintah Republik Indonesia (RI) menetapkan tanggal 29 Juli sebagai Hari Bhakti Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara atau Hari Bhakti TNI AU.
Peringatan Hari Bhakti TNI AU tersebut bertujuan untuk mengenang kembali dua peristiwa penting, yakni serangan udara TNI AU terhadap daerah pendudukan Belanda serta gugurnya tiga perintis TNI AU.
Dikutip dari laman resmi TNI AU, dua peristiwa bersejarah yang terjadi 60 tahun lalu, tepatnya 29 Juli 1947 itu mempunyai makna besar yang perlu dihayati oleh setiap prajurit TNI AU.
Baca juga: Daftar Hari Libur, Hari Besar Nasional dan Internssional Bulan Agustus 2023, Tribuners Wajib Tahu
Baca juga: Mengenal Hari Bhakti Adhyaksa Kejaksaan RI yang Diperingati Setiap 22 Juli
Baca juga: Mengenal Hari Integrasi Timor Timur yang Diperingati Setiap 17 Juli
Pertama, serangan udara TNI AU terhadap daerah pendudukan Belanda di Ambarawa, Salatiga, dan Semarang. Serangan itu dilakukan oleh Kadet Penerbang Sutardjo Sigit, Suharmoko Harbani, dan Mulyono dengan dibantu tiga orang teknisi yang bertindak sebagai penembak udara yaitu Sutardjo, Kaput, dan Dulrachman.
Serangan udara yang dilakukan menjelang subuh itu menggunakan dua buah pesawat Churen dan sebuah Guntei.
Kedua, gugurnya tiga pelopor dan perintis TNI AU, masing-masing Komodor Muda Udara Adisucipto, Komodor Muda Udara Prof. Dr. Abdulrachman Saleh, dan Opsir Muda Udara Adisumarmo.
Adapun ketika pesawat Dakota VT-CLA yang dinaiki serta membawa obat-obatan bantuan dari Palang Merah Malaya, ditembak pesawat Belanda Kitty-hawk dan jatuh di Desa Ngoto, 3 km selatan Yogyakarta.
Oleh karena itu, untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis TNI AU ini, sejak tahun 1955 tanggal 29 Juli diperingati sebagai ”Hari Berkabung” TNI AU. Pada tahun 1962, peringatan ”Hari Berkabung” TNI AU itu diubah menjadi Hari Bakti TNI AU.
Baca juga: KSAU Ingatkan Prajurit TNI AU Harus Siap Jadi Garda Terdepan
Baca juga: Peringati HUT ke-77 TNI AU, Ini Pesan Danlanud El Tari ke Prajurit
Sementara itu berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor: Skep/78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000, tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA di desa Ngoto diresmikan menjadi Monumen Perjuangan TNI AU. Bersamaan dengan peresmian ini, dipindahkan pula kerangka jenasah Marsda TNI (anumerta) Adisucipto dan Marsda TNI (anumerta) Abdulrachman Saleh beserta istri dari TPU Kuncen Yogyakarta ke pemakaman TNI AU Ngoto Yogyakarta.
"Meski jasad telah 60 tahun di peluk ibu pertiwi, namun semangat, dedikasi dan pengabdian sebagian ”tentara langit” selaku sayap tanah air tidak pernah pudar," demikian Kepala Penerangan Koopsau II Makassar, Mayor Sus Drs. Bintang Yudianta.
Adapun peristiwa 29 Juli 1947 itu diharapkan terus diteladani generasi penerus TNI AU saat ini dalam melaksanakan tugas selanjutnya. (*)
Ikuti berita terbaru POS-KUPANG.COM lainnya di GOOGLE NEWS
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.