Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Irfan Hoi
POS-KUPANG.COM, KUPANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD NTT belum menerima laporan dampak dari gempa yang terjadi, Selasa 25 Juli 2023 sekira pukul 07.25 Wita di wilayah Pantai Barat Laut Kabupaten Kupang, NTT.
Kepala BPBD NTT Ambrosius Kodo, Selasa sore mengaku, pasca kejadian dirinya mendapat arahan dari gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk memantau dan berkoordinasi mengenai imbas gempa berkekuatan 5,7 magnitude itu.
Dia menghubungi kepala BPBD di Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Kabupaten Kupang, sebagai wilayah paling dekat. Ambrosius juga menghubungi camat Amfoang Utara, sebagai daerah yang sangat dekat dengan pusat gempa.
"Sampai saat ini tidak ada pengaduan, tidak ada laporan, bahkan dari desa belum laporan, terkait dampak sampai sore tadi," kata dia.
Baca juga: Wakil Duta Besar Australia Untuk RI Kunjungi Pusdalops BPBD NTT
Ia menyebut akan terus memantau kondisi ini dan terus melihat perkembangan. Ambrosius bersyukur atas keadaan yang masih cukup aman ini. Dia memastikan BPBD NTT sendiri punya kesiapan dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada.
Arahan gubernur, sebut dia, dalam situasi kebencanaan BPBD wajib hadir ke tengah masyarakat tanpa harus menunggu instruksi tertulis. Hal itu sebagai bukti kehadiran dari pemerintah bagi masyarakat.
Sisi lain, Ambrosius juga memastikan stok logistik maupun peralatan kebencanaan dalam keadaan siap digunakan jika dalam situasi darurat bencana.
Sebelumnya, gempa tektonik berkekuatan 5,7 magnitude mengguncang NTT, Selasa 25 Juli 2023. BMKG menyebut kejadian itu tidak berpotensi tsunami.
Kepala BMKG NTT, Margiono dalam keterangan tertulisnya, Selasa pagi menerangkan, kejadian itu terjadi sekitar pukul 07.25 WIB di wilayah Pantai Barat Laut Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
"Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,7," kata Margiono.
Baca juga: Frans Aba Mulai Jadi Perbincangan Warga NTT, Disebut Calon Gubernur dari Kalangan Muda
Dia mengatakan, Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 9,26° LS ; 123,96° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 4 Km arah Barat Laut Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur pada kedalaman 67 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas tumbukan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun," kata dia lagi.
Kejadian ini berdampak dan dirasakan di daerah Lembata dengan skala intensitas III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah. Untuk daerah
Alor, Maumere, Larantuka, Waingapu Soe dengan skala intensitas II-III MMI atau getaran dirasakan nyata dalam rumah.