Renungan Harian Katolik

Renungan Harian Katolik Jumat 9 Juni 2023, Engkau Anakku, Cahaya Mataku

Editor: Agustinus Sape
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

RENUNGAN - Bruder Pio Hayon SVD menyampaikan Renungan Harian Katolik untuk hari Jumat 9 Juni 2023 dengan judul Engkau Anakku, Cahaya Mataku.

POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh Bruder Pio Hayon SVD dengan judul Engkau Anakku Cahaya Mataku.

Bruder Pio Hayon menulis Renungan Harian Katolik ini dengan merujuk bacaan pertama dari Kitab Tobit 11:5-14, dan bacaan Injil Markus 12: 35-37.

Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Jumat 9 Juni 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Salam damai sejahtera untuk kita semua. Dalam satu masyarakat sosial dan budaya, anak adalah cerminan keluarga baik secara sosial maupun budaya.

Secara sosial, anak itu menjadi representasi dari orangtuanya dan secara budaya, anak itu penerus keluarga secara turun – temurun.

Dan menggariskan keturunan orangtua di masa depan menjadikan anak itu seperti mutiara yang selalu indah untuk dilihat.

Karena ketika melihat anak, orangtua melihat sebuah masa depan dari keturunannya.

Dan dalam bahasa Tobit ketika matanya dapat melihat kembali menyebut Tobia anaknya “…engkau anakku, cahaya mataku.”

Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 8 Juni 2023, Hukum Utama dan Terutama

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Dalam hampir sepekan ini, kisah Tobit bersama keluarganya dan anaknya Tobia menjadi fokus inspirasi untuk kita.

Pada hari ini keluarga Tobit ini memberikan satu catatan penting tentang betapa berharganya seorang anak bagi orangtuanya.

Keluarga Tobit dikenal oleh semua kalangan sebagai keluarga yang saleh dan sangat berbakti kepada Tuhan dan memperhatikan sesama yang membutuhkan bantuan mereka.

Cobaan hidup itu datang ketika Tobit menjadi buta oleh karena kotoran burung yang masuk ke matanya.

Ketika matanya menjadi buta inilah, Tobit sangat merasa terpukul. Ia seperti sedang dicobai oleh Allah untuk mengetahui betapa kuatnya cintanya kepada Allah.

Dan benar saja, Tobit tidak pernah berpaling dari Allah. Tobit tetap berdoa kepada Allah dan bahkan meminta Allah mengambil nyawanya agar dia tak pernah mengalami lagi kebutaannya.

Cintanya kepada keluarga terlebih kepada anaknya Tobia sangat luar biasa. Hal ini terlihat ketika matanya kembali melihat, dia begitu bahagia dapat melihat kembali wajah anaknya Tobia dan berkata “…engkaulah anakku, cahaya mataku.”

Tobit sangat bersukacita ketika dapat melihat sekaligus melihat anaknya yang sudah lama dia rindukan. Dan ketika itu juga, Tobit pun berkata, “Setelah engkau kulihat, anakku, sekarang aku dapat mati!”

Ini sebuah ungkapan kegembiraan dan sukacita yang mendalam karena Tobit akan dapat melihat dan terlebih dapat melihat anaknya Tobia.

Di saat mata sembuh setelah dioleskan empedu oleh Tobia anaknya, Tobit pun dapat melihat dengan baik. Dan Tobit berkata: “Aku melihat engkau anakku, engkau cahaya mataku.”

Tobi tpun melambungkan madah pujian kepada Allah, “Terpujilah Allah, terpujilah namaNya yang besar. Terpujilah para malaikatNya yang kudus. Hendaklah nama Tuhan yang besar berdada di atas kita dan terpujilah segala malaikat untuk selama-lamanya.”

Tobit dengan sangat sukacita yang mendalam itu melambungkan madah pujian itu kepada Allah sebagai ucapan syukur atas kebesaran Allah yang telah melakukan karya-karya agung dalam dirinya dan dia dapat melihat kembali.

Tobit pun dapat melihat betapa anaknya Tobia sebagai cahaya mata untuk hidup dan kehidupan di masa depan.

Anak itu selalu menjadi gambaran masa depan sebuah keluarga yang tak bisa disangkal.

Kisah ini memperlihatkan betapa Tobit sangat memperhatikan dan menjadi sangat bersukacita akan kehadiran anaknya Tobia.

Zaman sekarang, anak hadir dalam keluarga dan ada yang tidak diterima sebagai anak.

Anak bertumbuh dalam tekanan dan ketakutan bukan kebahagiaan. Banyak juga anak yang lahir di luar rencana dan kehendak orangtuanya.

Ada juga begitu banyak anak yang terlahir karena ‘sebuah kesalahan’ dan ada begitu banyak pula anak yang lahir sebagai sebuah buah dari kasih yang luar biasa dari kedua orangtuanya.

Apa pun situasinya, anak sudah terlahir, maka jadikanlah dia “cahaya mata” untuk melihat masa depan kalian dan bersyukurlah kepada Tuhan selalu karena Allah pun melihat Cahaya Mata dalam Putra Tunggal yang dikasihiNya.

Dan seperti dalam bacaan Injil, saat perbincangan ahli-ahli Taurat tentang Mesias dianggap sebagai anak Daud; Yesus ingin memberi pesan yang benar bahwa Mesias itu gambaran dari Allah BapaNya yang telah menjadikanNya setara di hadapan kemuliaan BapaNya sendiri karena Dia telah diberi kekuasaan untuk “duduk di Sisi KananKu”. Mesias itu gambaran akan masa depan kemuliaan Allah bagi manusia.

Baca juga: Renungan Harian Katolik Jumat 9 Juni 2023, Hormatilah Tuhan dan Layanilah Sesama dengan Tulus

Saudari/a yang terkasih dalam Kristus.

Pesan untuk kita, pertama, anak selalu menjadi tanda nyata akan sebuah masa depan.

Kedua, selalu bersyukur kepada Tuhan untuk semua anak yang dilahirkan dalam sebuah keluarga entah direncanakan atau tidak.

Ketiga, anak itu selalu menjadi “cahaya mata” bagi keluarga maka jagalah dia.

Teks Lengkap Bacaan 9 Juni 2023

BACAAN - Ilustrasi Alkitab Katolik. Silakan membaca teks lengkap bacaan Renungan Harian Katolik Jumat 9 Juni 2023. (Tokopedia)


Bacaan Pertama: Tobit 11:5-17

“Aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi kini aku dikasihi-Nya, dan aku melihat kembali anakku, Tobia.”

Bacaan dari Kitab Tobit:

Pada waktu itu duduklah Hana mengamati jalan yang bakal ditempuh Tobia, anaknya. Ia telah mendapat firasat bahwa anaknya tengah datang.

Berkatalah Hana kepada ayah Tobia, “Sungguh, anakmu telah datang, dan juga orang yang menyertainya.”

Sebelum Tobia mendekati ayahnya berkatalah Rafael kepadanya, “Aku yakin bahwa mata ayahmu akan dibuka. Oleskanlah empedu ikan itu pada matanya. Obat itu akan meresap dahulu, lalu akan terkelupaslah bintik-bintik putih itu dari matanya. Maka ayahmu akan melihat lagi dan memandang cahaya.”

Adapun Hana bergegas-gegas mendekap anaknya lalu berkatalah ia, “Setelah engkau kulihat, Anakku, sekarang aku dapat mati!”

Dan ia pun menangis. Tobit pun berdiri, dan meskipun kakinya tersandung-sandung, ia keluar dari pintu pelataran rumah.

Tobia menghampiri ayahnya dengan membawa empedu ikan itu. Lalu ditiupinya mata Tobit, ditopangnya ayahnya dan kemudian berkatalah ia kepadanya, “Tabahkan hatimu, Ayah!”

Kemudian obat itu dioleskannya pada mata Tobit dan dibiarkannya sebentar. Lalu dengan kedua belah tangan dikelupaskannya sesuatu dari ujung-ujung matanya.

Maka Tobit mendekap Tobia sambil menangis. Katanya, “Aku melihat engkau, Anakku, cahaya mataku!”

Ia menyambung pula, “Terpujilah Allah! Terpujilah nama-Nya yang besar! Terpujilah para malaikat-Nya yang kudus! Hendaklah nama Tuhan yang besar berada di atas kita dan terpujilah segala malaikat untuk selama-lamanya. Sungguh, aku telah disiksa oleh Tuhan, tetapi aku melihat kembali anakku Tobia.”

Demikianlah sabda Tuhan

U: Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 146:2abc,7,8-9a,9bc-10

Refr. Pujilah Tuhan, hai jiwaku.

1. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup, dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.

2. Tuhan tetap setia untuk selama-lamanya, Dialah yang menegakkan keadilan bagi orang yang diperas, dan memberi roti kepada orang-orang yang lapar. Tuhan membebaskan orang-orang yang terkurung.

3. Tuhan membuka mata orang buta, Tuhan menegakkan orang yang tertunduk. Tuhan mengasihi orang-orang benar, Tuhan menjaga orang-orang asing.

4. Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali, tetapi jalan orang fasik dibengkokkan-Nya. Tuhan itu Raja untuk selama-lamanya, Allahmu, ya Sion, turun-menurun!

Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23

U : Alleluya, alleluya, alleluya.

Ayat: Barangsiapa mengasihi Aku, akan mentaati sabda-Ku. Bapa-Ku akan mengasihi dia, dan Kami akan datang kepadanya.

Bacaan Injil: Markus 12:35-37

“Bagaimana mungkin Mesias itu anak Daud?”

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Markus:

Pada suatu hari Yesus mengajar di Bait Allah, kata-Nya, “Bagaimana ahli-ahli Taurat dapat mengatakan, bahwa Mesias adalah anak Daud?

Daud sendiri berkata dengan ilham Roh Kudus, “Tuhan telah bersabda kepada Tuanku: Duduklah di sisi kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.

Jadi Daud sendiri menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia sekaligus anaknya?”

Orang yang besar jumlahnya mendengarkan Yesus dengan penuh minat.

Demikianlah Sabda Tuhan

U: Terpujilah Kristus

Renungan Harian Katolik lainnya

Ikuti berita POS-KUPANG.COM di GOOGLE NEWS

Berita Terkini