POS-KUPANG.COM - Renungan Harian Katolik berikut ditulis oleh RP. Markus Tulu SVD dengan judul Hari Raya Rabu Abu, Pembukaan Masa Puasa.
RP. Markus Tulu menulis Renungan Harian Katolik ini merujuk bacaan pertama dari Kitab Yoel 2: 12-18; bacaan kedua 2 Korintus 5: 20-6: 2; dan bacaan Injil Matius 6: 1-6. 16-18.
Di akhir Renungan Harian Katolik ini disediakan pula teks lengkap bacaan Rabu 22 Februari 2023 beserta mazmur tanggapan dan bait pengantar Injil.
Selamat merayakan Hari Rabu Abu. Dengan merayakan hari Rabu Abu berarti orang Katolik mulai memasuki masa prapaskah atau masa puasa dan atau masa tobat.
Pada masa ini orang Katolik berada pada peristiwa suci, ret-ret agung, masa pemurnian batin mempersiapkan paskah Krisus.
"Koyaklah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada Tuhan, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia."
Ajakan Yoel menolong kita untuk membarui sikap batin dan hidup keagamaan yang benar. Bukan penampilan lahiriah dan bukan pelaksanaan ritus-ritus keagamaan yang kadang membosankan dan meletihkan.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Senin 20 Februari 2023, Tak Ada yang Mustahil bagi Orang Percaya
Di sini kita sadar bahwa kita dipanggil kepada pertobatan batin yang radikal. Artinya menunjukkan hidup dengan sikap iman yang konsisten dan konsekuen.
Kita tahu Allah menanti kita dengan sabar dan penuh kasih agar kita kembali. Peristiwa pertobatan atau kembalinya kita kepada Tuhan adalah peristiwa di mana kita orang berdosa memberi diri untuk berdamai kembali dengan Allah.
Peristiwa ini adalah peristiwa rekonsiliasi antara kita manusia yang berdosa dengan Allah sang sumber kasih dan penghiburan.
Akan tetapi peristiwa rekonsiliasi dan pengoyakan hati di sini mesti ditunjukkan dengan sangat jelas dalam sikap hidup bersedekah, beribadah dan berpuasa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Selasa 21 Februari 2023, Mulailah dari yang Kecil
Bersedekah mesti dijalankan dengan motivasi murni karena kasih bukan supaya pamer agar dipuji.
Beribadah mesti dijalankan sebagai ucapan syukur karena kita telah menjalankan kerja-kerja kasih, amal dan keadilan.
Dan berpuasa hendaklah dijadikan sebagai kesempatan ùntuk kita berbagi dari keterbatasan kita dengan sesama yang berkekurangan.