Bersumber dari EBT pada tahun 2025 paling sedikit 24 persen sedangkan pada tahun 2050 paling sedikit, akan tetapi sampai dengan saat ini potensi EBT yang dimanfaatkan hanya sekitar 0,120. Pengembangan EBT masih menghadapi banyak tantangan. Tidak hanya membutuhkan biaya yang besar (mahalnya infrastruktur), kondisi geografis dan topografis, tetapi juga terkait dengan sosial demografi.
Berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha/swasta, NGO, maupun masyarakat setempat menyadari bahwa potensi EBT di NTT perlu dikembangkan secara lebih optimal NTT.
Karena selain ketersediaanya yang sangat melimpah juga ramah lingkungan (green energy). Lebih dari itu, pengembangan EBT diyakini dapat berperan penting dalam pemerataan akses energi.
mendorong pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat NTT. Riset ini bertujuan untuk menganalisis praktik-praktik ekonomi hijau bidang EBT di berbagai level: rumah tangga, komunitas, NGO, pelaku usaha/swasta dan pemerintah daerah di Provinsi NTT dalam perspektif sosial demografi.
Riset ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi kasus di Kabupaten Sumba Timur dan Kabupaten Manggarai Barat.
Pengambilan sampel menggunakan teknik non probability sampling (purposive dan snowballing). Data primer diperoleh melalui wawancara mendalam, focus group discussion dan pengamalan langsung.
Baca juga: Butuh Waktu 120 Menit, Polisi Ringkus Terduga Pelaku Pembacok Saudara Kandung di Lewa Sumba Timur
Data sekunder diperoleh melalui telaah pustaka. Temuan riset ini menunjukkan bahwa telah, sedang dan masih dilakukan praktik-praktik ekonomi hijau bidang EBT di NTT oleh berbagai pihak sesuai peran dan kapasitasnya masing-masing.
Praktik ekonomi hijau bidang EBT mampu memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat NTT yang sebagian besar merupakan kelompok usia produktif bermata pencaharian bergantung pada alam.
Selain aspek ekonomi, praktik ekonomi hijau bidang EBT juga memberikan banyak manfaat di berbagai aspek kehidupan seperti lingkungan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya.
Disampaikan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda NTT, Ganef Wurgianto, A.Pi mewakili Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat dalam konferensi pers mengatakan, EBT di NTT Banyak dan Potensial. Ada energi angin, energi panas, energi biogas,panas bumi dan arus laut.
"Ini energi-energi ini sangat potensial dan EBT,"ungkapnya.
Hal ini, tentunya pemerintah provinsi tidak bisa berdiri sendiri.Lanjutnya, Penelitian merupakan salah satu Pentaholix yakni perguruan tinggi, akademisi itulah yang melakukan evaluasi dan melakukan kajian-kajian sehingga menumbuhkan inovasi. Inovasi diharapkan berdasarkan hasil penelitian yang harus bisa diterapkan kepada masyarakat.
Baca juga: Alami Luka Parah, Pria Korban Pembacokan oleh Saudara di Lewa Sumba Timur Dirujuk ke Waingapu
"Jadi bukan hanya sebatas penelitian, tapi penelitian itu harus diaplikasikan di masyarakat, sehingga inovasi itu betul-betul bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,"tegasnya.
Terkait hasil penelitian yang dilakukan di desa Kamanggih, Sumba Timur, bisa mengadopsi hasil penelitian yang disesuaikan dengan karakteristik daerahnya. Jika memang bisa dikembangkan di wilayah NTT, hal ini sangat membantu dengan potensi anakan babi banyak merupakan potensi yang cukup besar dan bagus untuk ekonomi masyarakat.
Kemudian untuk pengembangan atau penggemukan babi, secara ekonomis keuntungannya tidak terlalu besar tetapi untuk pembibitan, potensinya sangat terbuka.