Berita Timor Tengah Utara

Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Bioflok, Strategi Jitu Tekan Stunting & Kemiskinan di Batas RI-RDTL

Penulis: Dionisius Rebon
Editor: Rosalina Woso
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

KOLAM IKAN AIR TAWAR - Pose Ketua Kelompok Budidaya Ikan Air Tawar Timor Mandiri, Maximus Tasau saat sedang memberi makan ikan, Selasa, 4 Oktober 2022.

Bantuan Kolam Bioflok dari KKP

Pada tahun 2019 Kelompok Timor Mandiri menerima bantuan kolam Bioflok dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Dinas Perikanan Kabupaten Timor Tengah Utara. Sejak menerima bantuan itu, budidaya ikan air tawar kelompok Timor Mandiri terus eksis hingga saat ini.

Proses budidaya ikan air tawar dengan Metode Bioflok terbukti manjur. Pasalnya, ikan bisa dipanen dalam kurun waktu 5 bulan. Budidaya ikan air tawar itu juga tetap eksis meski di tengah Pandemi Covid-19.

Maximus Optimis, ancaman resesi tidak akan mempengaruhi eksistensi budidaya ikan air tawar itu sendiri.

Pendapatan yang diperoleh dari hasil budidaya ikan air tawar sangat baik. Saat ini harga 1 kilogram ikan lele dan ikan nila Rp. 50.000. Apabila dalam satu kolam bisa menampung 500 ekor ikan maka, pembudidaya bisa memperoleh hasil bersih sebesar Rp. 2.500.000 sekali panen.

Mendorong Peningkatan Gizi dan Ekonomi Keluarga 

Dalam upaya membantu meningkatkan gizi keluarga dan menekan angka kemiskinan, Maximus juga memberikan support kepada masyarakat awam dengan memberikan bibit ikan air tawar gratis kepada masyarakat.

Tidak hanya itu, Maximus juga membagikan ikan yang telah dipanen kepada para masyarakat yang berkekurangan serta memotivasi mereka membudidayakan ikan air tawar.

Warga sekitar akhir-akhir ini mulai termotivasi untuk memelihara ikan air tawar dan hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Maximus.

Tujuan dari budidaya ikan air tawar yakni memenuhi kebutuhan gizi keluarga, membantu pemerintah mengatasi stunting, serta meningkatkan ekonomi masyarakat.

Kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan

Pada kesempatan yang berbeda Plt Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Ir Marselina Sumu menjelaskan, bantuan kolam sistem Bioflok yang disalurkan Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui aspirasi DPR RI.

Pada tahun 2019 satu kelompok budidaya ikan di Kabupaten TTU menerima bantuan Kolam Bioflok dari KKP. Sementara itu, pada tahun 2021 ada satu bantuan kolam Bioflok disalurkan kepada Paroki Sasi. Sedangkan pada tahun 2022 ini 2 kolam Bioflok sudah berhasil disalurkan sedangkan 2 lainnya masih dalam proses.

Sistem Bioflok merupakan salah satu metode pemeliharaan ikan air tawar yang sangat baik karena bisa dikembangkan di lahan yang sempit, pada tebar tinggi, menekan pembelian pakan, dan menghemat air.

Kabupaten TTU merupakan salah satu wilayah yang sangat potensial dalam pengembangan ikan air tawar. Potensi pengembangan ikan air tawar dan pembentukan kampung budidaya ini sebanyak 200 hektare. Meskipun demikian, hingga saat ini baru sekitar 27 hektare yang sudah diolah untuk budidaya ikan air tawar.

Halaman
1234

Berita Terkini