Ia memerlukan diri kita untuk berjalan bersama-Nya dalam pengalaman suka dan duka, entah dipuji maupun dicerca, untung maupun malang, kita diajak untuk setia berjalan bersama, kembali menegaskan kesetiakawanan yang didasari oleh cinta, pengorbanan dan iman yang teguh.
Hari ini Tuhan memerlukan keledai dan terutama diri kita untuk memasuki kota Yerusalem.
Berjalan bersama Yesus dalam merenungkan sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya.
Untuk bersaksi tentang cinta, pengorbanan dan kemuliaan sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan bermakna. Sebab tak ada kemuliaan dan hormat yang diraih tanpa cinta dan pengorbanan.
Tiada mawar yang tidak berduri, juga tiada kebangkitan yang mulia tanpa cinta dan pengorbanan di Salib.
Marilah kita sambut Tuhan memasuki kota Yerusalem, memasuki konteks kehidupan kita dengan hati yang teguh dan setia mejalani kehendak Bapa, menjalani jalan salib demi menyelamatkan kita dunia.Salve.*
Teks Lengkap Bacaan Renungan Katolik 10 April 2022:
Bacaan I: Yes 50:4-7
Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai, karena aku tahu bahwa aku tidak akan mendapat malu.
Bacaan dari Kitab Yesaya:
Tuhan Allah telah memberikan kepadaku lidah seorang murid, supaya dengan perkataanku aku dapat memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu.
Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid.
Tuhan Allah telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang.
Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku, dan pipiku kepada orang-orang yang mencabut janggutku.
Aku tidak menyembunyikan mukaku ketika aku dinodai dan diludahi.