POS-KUPANG.COM - Sampai saat ini, Munarman, orang dekat Habib Rizieq, masih duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur.
Bahkan mantan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) itu sudah ditahan dalam kasus dugaan terlibat teroris di Indonesia.
Atas kasus itulah pada sidang lanjutan Rabu 10 Februari 2022 kemarin, Munarman dihadirkan lagi untuk mendengarkan keterangan saksi yang berinisial AH.
AH merupakan eks pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) serta narapidana terorisme di Indonesia.
Dalam keterangannya di depan majelis hakim, AH mengungkapkan bahwa ia mengenal Munarman sejak kasus Abubakar Baasyir.
AH menyebutkan bahwa pertemuan itu berawal dari tahun 2002-2003.
Saat itu, kenang AH, dirinya meminta Munarman menjadi pengacara MMI yang terkait dengan persidangan Abu Bakar Ba'asyir, pimpinan MMI.
Baca juga: Munarman Di Ujung Tanduk, Nasib Sahabat Rizieq Shihab Itu Bisa Seperti Abubakar Baazir? Simak Ini
"Kala itu saya meminta Pak Munarman menjadi pengacara dalam perkara hanya ingin menjaga-jaga supaya Majelis Mujahidin supaya tidak terkait dengan waktu itu peristiwa sidang Abu Bakar Ba'asyir," kata AH dalam persidangan.
Dari keterangan itu, jaksa langsung mengonfrontir terkait keterangan berita acara pemeriksaan (BAP) AH soal hubungan Munarman dengan petinggi MMI lainnya, yakni alm Fauzan Al Ansori.
Fauzan merupakan sosok yang turut menjadi pembicara dalam seminar dengan tema "Mengukur Bahaya ISIS di Indonesia."
Seminar tersebut berlangsung di Kampus IAIN Sumatera Utara (sekarang UIN,Red) pada 5 April 2015. Saat itu, Munarman juga hadir dalam acara tersebut.
"Hubungan terdakwa dengan Fauzan Al Ansori, bisa dijelaskan?" tanya jaksa pada AH.
Menjawab pertanyaan jaksa, AH pun melanjutkan keterangannya dalam sidang kasus tersebut.
"Setelah itu hubungan saya dan Pak Fauzan terus berlanjut. Kami ingin Pak Munarman menjadi tim advokasi di Majelis Mujahidin, khususnya Majelis Mujahidin Jakarta. Terus ada pertemuan yang intensif untuk hal-hal tersebut," beber AH.
Singkatnya? Jaksa kembali bertanya soal hubungan antara Munarman dengan Fauzan Al Ansori.
Baca juga: Di Depan Majelis Hakim, Munarman Berani Sumpah Lakukan Yaumul Hisab Ke Saksi Kasus Teroris, Kenapa?
Kepada AH, jaksa juga menanyakan perihal kedekatan antara Fauzan dengan Munarman.
"Keduanya itu, apakah tetap dekat, kedekatan yang berlanjut atau berakhir begitu saja?" tanya jaksa.
"Saudara pernah lihat terdakwa bertemu dengan Fauzan Ansori?" tanya jaksa
"Pernah," jawab AH.
"Tahun berapa, dan di mana?" tanya lagi jaksa.
AH menjelaskan, pertemuan keduanya itu terjadi di sebuah kantor di Kebayoran Lama, di tahun 2002.
"Ketika saya bertemu di Kebayoran Lama di Kantor Majelis Muhajidin Jakarta."
"Karena kita mengawal kasus supaya MMI tidak terlibat, ya bertemulah untuk keperluan itu," ucap AH.
Setelah itu, apa yang saksi ketahui antara ustaz fauzan dengan terdakwa?
Apakah ada ketertarikan yang sama terhadap satu hal? Misalnya membicarakan terkait daulah?" tanya jaksa.
AH mengaku tidak mengetahui hasil dari pertemuan itu. Dia hanya mengatakan, setelah keluar dari MMI dan membentuk Jamaah Ansharut Tauhid, pertemuan dirinya dengan Fauzan Ansori tidak terjadi lagi.
Baca juga: Munarman Emosi Saat Saksi Sebut Terlibat Pengeboman di Gereja Katolik Pulau Jojo, Jaksa Dibentak
Dia mengetahui, kalau saat itu, Fauzan bergerak untuk mengampanyekan dukungan daulah islamiyah oleh Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS).
"Kemudian saya bersama yang lain membentuk Jamaah Ansahrut Tauhid, Pak Fauzan tidak berada di situ, tapi belakangan Pak Fauzan ikut di dalam mengampanyekan daulah ISIS itu," ucap AH.
Lantas jaksa menanyakan, ada atau tidaknya perubahan signifikan dalam diri Munarman setelah bertemu dengan Fauzan Al Ansori.
AH mengatakan, setelah bertemu dengan tokoh JAD itu, eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (Sekum FPI) tersebut dilihatnya makin rajin salat dan tertarik mengikuti kajian-kajian keislaman.
"Kalau bicara perubahan, memang saya lihat ada perubahan di awal ketika pertama bertemu. Kemudian akhirnya Pak Munarman menjadi orang yang rajin salat kemudian juga berusaha ikut kajian-kajian keislaman," tukas AH.
Diketahui, dalam perkara ini, Munarman didakwa menggerakkan orang lain untuk melakukan tindakan terorisme di sejumlah tempat dan dilakukan secara sengaja.
Jaksa menyebut eks Sekretaris Umum FPI itu melakukan beragam upaya untuk menebar ancaman kekerasan yang diduga bertujuan menimbulkan teror secara luas.
Munarman disebut telah terlibat dalam tindakan terorisme lantaran menghadiri sejumlah agenda pembaiatan anggota ISIS di Makassar, Sulawesi Selatan, dan Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada 24-25 Januari dan 5 April 2015.
Atas perbuatannya, Munarman didakwa melanggar Pasal 14 Juncto Pasal 7, Pasal 15 juncto Pasal 7 serta atas Pasal 13 huruf c Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme yang telah ditetapkan menjadi UU Nomor 15 Tahun 2003 tentang Perppu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme menjadi UU juncto UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang perubahan atas UU 15 Tahun 2003 tentang penetapan Perppu Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.
Baca juga: Munarman Dikabarkan Lumpuh Dalam Penjara, Sanga Kuasa Hukum Aziz Yanuar Ungkap Fakta ini
Munarman Makin Rajin Sholat
UNTUK diketahui, Munarman terdakwa kasus dugaan tindak pidana terorisme, kini disebut lebih rajin sholat setelah bertemu Ustaz Fauzan Al Ansori.
Kesaksian itu disampaikan AH saat hadir dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Rabu 9 Februari 2022.
Mengenai kesaksian itu, anggota tim kuasa hukum Munarman, Pieter L Aletrino, membantah.
Pieter L mengatakan, pernyataan itu tidak benar, terlebih, dia telah mengenal lebih lama dengan Munarman dibanding AH.
"Itu tidak benar, dia baru kenal Pak Munarman itu 2002. Saya kenal dia lebih lama dari pada beliau saksi tadi, saya sebelum 2002 sudah kenal Munarman," kata dia saat ditemui awak media seusai persidangan, Rabu 9 Februari 2022.
Lebih jauh, bahkan Pieter mengaku pernah tinggal satu atap dengan eks Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) tersebut.
Pieter juga mengakui kalau dia berbeda keyakinan dengan Munarman.
Meski begitu, dia meyakinkan kalau Munarman memang sudah sejak dulu beribadah.
"Saya nonmuslim ya saya nonmuslim tapi saya (pernah) tinggal satu atap dengan Pak Munarman," ucap dia.
"Kewajiban-kewajiban salat itu dilakukan lima waktu itu dengan benar. Saya ini tinggal satu atap dengan beliau, jadi saya tau persis," sambung dia.
Dengan begitu, kata Pieter, keterangan yang disampaikan AH bukan sebuah fakta dan hanya opini.
Baca juga: Aziz Yanuar Beberkan Kondisi Terkini Munarman di Dalam Rutan Polda Metro Jaya: Alhamdulillah
"Misalnya penilaian pribadi Pak Munarman itu saya bantah. Saya kenal beliau lebih lama bahkan seatap dan saya nonmuslim," kata dia.
Dalam persidangan yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur, Rabu 9 Februari 2022 itu, AH menjelaskan awal mula berkenalan dengan terdakwa Munarman. (*)
Artikel ini telah tayang dengan judul: Munarman Disebut Jadi Lebih Rajin Salat Setelah Bertemu Petinggi MMI, Ini Kata Kuasa Hukum