Dia berani meninggalkan kehidupan yang berlimpah kekayaan dan rasa aman yang ia perjuangkan bertahun-tahun lalu menerima “kemiskinan” dan ketidakpastian. Dia menolak kesenangan dunia demi janji hidup yang kekal.
Allah bisa memakai siapa saja, entah berdosa ataupun suci, untuk melakukan pekerjaan-Nya. Allah tidak mendasarkan keputusan bebas-Nya pada sederet penilaian egoistik manusia.
Setiap kita tidak boleh merasa tidak layak karena penampilan kita, pendidikan yang tidak tinggi, atau masa lalu kita yang kelam oleh dosa.
Baca juga: Renungan Harian Katolik Kamis 1 Juli 2021, Dives in Misericordia: Kaya dalam Kemurahan Hati
Yesus mencari komitmen yang tulus. Kita mesti sadar bahwa inti panggilan dalam hidup adalah melayani Allah. Uang, ketenaran dan kekuasaan tidak bisa dibandingkan dengan menjadi pengikut Yesus Kristus.
Meski kita tidak munafik bahwa kita butuh uang untuk bayar kendaraan dalam karya misi, kita akan dikenal dan dikagumi orang dan ada kuasa duniawi dan kuasa dari Allah yang melekat dalam diri kita.
Allah memanggil kita yang rapuh untuk dikuatkan-Nya agar menempatkan belas kasih di atas semua pertimbangan lain. Allah menghendaki agar kita, umat-Nya mengasihi dan berbuat baik kepada sesama ketimbang mempersembahkan kurban sebagai silih atas dosa.*
Renungan Harian Katolik lainnya