BIL adalah satu-satunya bendara berskala internasional di NTB sebagai pengganti bandara lama Selaparang.
Bandara Selaparang dianggap sudah tidak mampu lagi menampung penumpang yang terus meningkat setiap tahunnya.
Bandara ini menempati area seluas 551 hektar atau delapan kali lipat dari luas bandara lama.
Dalam sambutannya Gubernur Nusa Tenggara Barat Zainul Majdi menjelaskan bahwa selesainya pembangunan Bandara Internasional Lombok merupakan bukti bahwa Provinsi NTB bisa maju dan akan terus maju.
"Insya Allah terwujudnya Bandara Internasional Lombok adalah babak baru peningkatan perekonomian warga secara umum dan peningkatan pariwisata yang kami optimis akan segera tercapai karena kini kami telah memiliki pintu gerbang bagi dunia internasional untuk menyaksikan NTB, salah satu tujuan wisata terindah di Indonesia, bahkan dunia."
Zainul menegaskan pada tanggal 27 Mei 2011, Presiden telah mencanangkan MP3EI dimana Provinsi NTB berada dalam koridor lima bersama NTT dan Bali dengan program utama sebagai pintu gerbang pariwisata dan penyangga lumbung pangan nasional.
Baca juga: Marzuki Alie Sebut Keputusan Pemerintah Sudah Tepat Tolak Demokrat versi Moeldoko, Lho Kok Mbalelo?
Baca juga: AHY Puas, Pemerintah Tak Akui Moeldoko: Sudah Saya Bilang, Saya Ketua Umum Partai Demokrat Yang Sah
"Insya Allah dengan beroperasinya bandara ini akan mampu menjadi pintu masuk investasi dan menjadi kawasan ekonomi baru bagi pengembangan pariwisata, utamanya pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu wujud nyata pengembangan MP3EI tersebut," ujar Zainul ketika itu.
Sementara Menteri Perhubungan E.E. Mangindaan dalam laporannya mengungkapkan, perkembangan bandar udara yang pada umunya dikelola PT. Angkasa Pura I mengalami peningkatan rata-rata 12 persen setiap tahunnya, sementara bandara Selaparang mengalami peningkatan tertinggi yaitu sebesar 15 persen.
"Angka pertumbuhan penumpang yang demikian tinggi melatarbelakangi pembangunan bandara ini. Pembangunan BIL dimulai pada bulan November 2005 dan selesai tahun 2011."
"Secara resmi BIL beroperasi pada 1 Oktober 2011. Pembangunan bandara ini menelan biaya Rp 945,8 miliar dengan sumber pendanaan dari PT Angkasa Pura I, pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah," tambah Menteri Perhubungan seperti dikutip dari situs Presiden RI.
Presiden SBY mengucapkan selamat atas selesainya pembangunan Bandara Internasional Lombok, disertai ucapan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berkontribusi pada pembangunan tersebut.
"Rawatlah bandara ini dengan baik. Saudara-saudara dengar tadi, biaya pembangunannya hampir 1 triliun rupiah. Semuanya itu adalah uang negara, BUMN pun juga uang negara, apalagi APBN dan APBD. Banyak peralatan yang canggih dan sensitif, perilahara dan jaga dengan baik."
"Lakukan manajemen di terminal yang baik agar semuanya puas, penumpang senang, servicenya baik, mudah, murah, dan cepat."
"Segera juga memperindah lingkungan bandara ini. Buat hijau. Saya akan menyumbang 10.000 pohon trembesi untuk mempercepat penghijauan dan pengindahan lingkungan bandara," kata SBY disambut tepuk tangan para undangan yang hadir.
Peresmian Bandar Udara Internasional Lombok Ini ditandai dengan pemukulan Gendang Beleq dan penandatanganan prasasti oleh Presiden SBY.