Pandemi Covid-19 Ciptakan Stagnasi Ekonomi
Situasi pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia telah menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi, kata Karo Humas Setda NTT, DR. Marius Jelamu
POS-KUPANG.COM | KUPANG-- Situasi pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia telah menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi. Selain pada aspek ekonomi pandemi ini juga berdampak pada kehidupan sosial.
Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 NTT, Marius A. Jelamu dalam Talk Show bertemakan Membangkitkan Ekonomi NTT di Masa Pandemi Covid-19 yang dipandu Jurnalis POS-KUPANG.COM, Frans Krowin, Sabtu, 31/10/2020 menegaskan bahwa Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Indonesia dan NTT pada khususnya berdampak pada kehidupan sosial ekonomi.
"Bukan saja kehidupan ekonomi tetapi juga kehidupan sosial," ujarnya
Baca juga: Cegah Kerumunan Massa Saat Pandemi, Lampu Dan Wifi Taman Tirosa Masih Dimatikan
Baca juga: ‘Push Up’,Seni Mempermalukan Demi Kepatuhan Di Masa Pandemi?
Menurut Marius, sejak dilanda Pandemi Covid-19 di seluruh dunia, secara otomatis tercipta stagnasi ekonomi. Lebih dari 200 Negara mengalami stagnasi ekonomi. Hal ini disebabkan oleh proses ekspor-impor yang terkendala dan berbagai aspek ekonomi lainnya.
Ia menjelaskan bahwa, hampir genap setahun Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Timur juga terkena dampak pandemi Covid-19.
Baca juga: Marius A. Jelamu: Pandemi Covid-19 Berdampak Pada Kehidupan Sosial Ekonomi
Baca juga: Melki Laka Lena Imbau Warga Tingkatkan Pola Makan Sehat di Tengah Pandemi Covid-19, Info
Sejak tanggal 18 Maret, Gubernur NTT telah memimpin rapat untuk membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19.
Pasca merebaknya penularan Covid-19 di NTT hingga saat ini, hal itu berdampak pada kehidupan sosial ekonomi.
Menurut data , pada Kuartal kedua, pertumbuhan kontraksi ekonomi NTT 1.95%. Pada 15 Juni 2020, Gubernur NTT membuka kembali tata kelolah pemerintahan dan pembangunan maka, pertumbuhan ekonomi yang sebelumnya stagnan, perlahan mulai bangkit.

"Dan di masa new normal, pertumbuhan ekonomi kita nol koma sembilan puluh dua persen," bebernya.
Data pertumbuhan ekonomi di NTT tersebut, bagi Marius, merupakan sesuatu yang luar biasa dibandingkan dengan provinsi lain, terutama di Jawa yang mana ada begitu banyak pasien yang tertular Covid-19.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi NTT 0,92 % tersebut, lebih banyak disokonh dari sektor pertanian, kehutanan dan perikanan.
"Dan itu angkanya sebelas koma delapan puluh lima persen dari sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan,"jelas Marius.
Baca juga: Pentingnya Efektivitas dan Perilaku Kepemimpinan Pendidikan di Masa Pandemi
Baca juga: Guru 3T Butuh Peningkatan Kapasitas di Masa Pandemi
Lebih lanjut dikatakan Marius, berbanding terbalik dengan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, pertumbuhan ekonomi di sektor konsumsi rumah tangga, NTT berada pada kontraksi terendah 4,92%.