Pada kampanye ini, Paket SN-KT memperkenalkan program SAKTI dan Kartu Malaka Pintar dalam upaya membantu anak-anak Malaka yang orangtua tidak mampu
POS-KUPANG.COM | BETUN - Pasangan calon Bupati (Cabup) Simon Nahak dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Malaka, Louce Lucky Taolin atau Kim Taolin atau Paket SN-KT yang juga paket nomor urut 1 (satu) berkampanye terbatas di Desa Kateri, Kecamatan Malaka Tengah.
Pada kampanye ini, Paket SN-KT memperkenalkan program SAKTI dan Kartu Malaka Pintar dalam upaya membantu anak-anak Malaka yang orangtua tidak mampu.
Baca juga: Update Corona Sumba Timur - Masih Ada 78 Sampel Swab Belum Diperiksa
Dalam rilis berita Tim SN-KT yang dikirim ke Pos-Kupang disebutkan, Simon Nahak dihadapan tim partai pengusung juga pendukung serta simpatisan di Desa Kateri, Rabu (14/10) mengatakan, sebagai warga yang berbudaya dirinya perlu memperkenalkan diri juga calon wakil bupati. Dirinya menyampaikan terima kasih kepada penyelenggara juga aparat keamanan yang ikut mengawal tahapan kampanye terbatas selama ini sangat baik.
Dijelaskan SN, walaupun dirinya mengenyam pendidikan tinggi bahkan sampai mengunjungi beberapa negara di dunia, tapi tetap tunduk dan taat pada adat budaya. Sebagai orang Malaka, dirinya sangat menjunjung tinggi budaya.
Baca juga: Pieter Bala Wukak: Media Sosial Bukan Ruang Untuk Melecehkan Orang Lain
Oleh karena itu, katanya, berkenaan dengan budaya, adat istiadat itu dimasukan pula dalam program SAKTI. Program ini dikemas sangat sederhana dengan melihat kondisi dan potensi riil di Malaka.
"Kami (SN-KT) rumuskan sederhana saja. Kita ini hidup sudah susah jangan dibuat lebih susah lagi. Kita punya potensi yang luar biasa. Ada lahan sawah, ada lahan yang bisa dikembangkan tembakau. Tinggal kita petakan, mana yang potensial dan kita sediakan air dalam mendukungnya," kata SN.
SN menambahkan, dalam kemasan program SAKTI itu intinya pada kecukupan pangan, kecukupan kesehatan, pendidikan dengan tetap menghormati budaya.
"Dalam bidang pendidikan kita akan keluarkan program Kartu Malaka Pintar. Maksudnya, pemerintah sekolahkan anak-anak Malaka yang potensial tapi orangtua tidak mampu. Misalnya, ada perawat atau tenaga kesehatan, disekolahkan dan pulang mengabdi di daerahnya sendiri seperti Polindes, pustu, puskesmas. Ini agar anak-anak itu merasa bertanggung jawab mengurus saudaranya sendiri," ujar SN.
SN menegaskan kembali apabila Paslon ini dipercayakan, konsep pengembangan komoditas unggulan sudah dipersiapkan. Mereka berdua bersama rakyat Malaka harus lakukan sesuatu yang baru menuju swasembada pangan.
" Kita data sumber mata air sejauh mana mengairi ke lahan. Kalau hasil pertanian bagus bisa kita kemas produk beras cap Nona Malaka. Kit tata melalui perda tata ruang sehingga atur lahan mana pertanian, mana perkebunan dan mana usaha produktif lainnya," jelas Simon.
Sebelumnya Simon menyampaikan bahwa nama Paket SAKTI yang kini sudah populer di publik Rai Malaka merupakan singkatan dari program kerja yang akan dilaksanakan jika dipercayakan memimpin daerah ini.
Dalam penjelasannya, S-artinya swasembada pangan. Warga perlu kecukupan pangan. A-artinya Agama yang berbudaya. Semua warga Malaka harus bisa menjunjung tinggi budaya. Dia sangat memegang falsafah Soekarno soal bagaimana hidup tidak melupakan budaya.
"Jika memang kami dipercaya warga Malaka, akan dibangun balai adat. Lalu bagaimana sumber dananya, sederhana saja ada dana desa yang jumlahnya Rp 1 miliar bisa digunakan," ujar Simon.
Dirinya melanjutkan, K-artinya kualitas atau kompetensi. Menempatkan orang sesuai kemampuan orangnya. T-artinya tata kelola baik birokrasi maupun tata ruang. I-artinya infrastruktur yang berkeadilan.
"Kalau dipercayakan nanti, kami akan bangun pusat pemerintahan Kabupaten Malaka. Harus dibuat terpusat. Tidak bisa terpencar-pencar," kata SN beberapa waktu lalu kepada Pos-Kupang. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Edy Hayong)