Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur dalam kunjungan kerjanya menawari orang muda Balauring untuk mengelola dana Rp 100 juta bersama pemerintah desa dari total Rp 200 juta yang dikucurkan.
Saat kunjungan itu dia berharap ada perwakilan orang muda yang mempresentasikan konsep mereka mengelola dana Rp 100 juta.
"Anak muda harus terlibat dalam kerja sama dengan desa. Ini kesempatan berharga pemkab mengakomodasi inovasi di dalam desa," ungkap Bupati Sunur.
"Peluang ini tidak akan datang dua kali. Bisa atau tidak tergantung anak muda. Kepala desa sudah buka diri supaya anak muda masuk. Pemkab tidak mau lihat sapa bekerja dan tidak kerja. Kita mau lihat sukses atau tidak. Masyarakat harus terlibat aktif. Reaksi itu tidak boleh hambat pembangunan desa. Saya juga mau tantang anak muda di sini, untuk mulai kerja dulu, jangan banyak bicara dulu," pesannya.
Namun rencana ini sepertinya tak jadi terealisasi setelah adanya aksi protes dari orang muda Desa Balauring sebagaimana disebutkan di atas.
Usai kunjungan kerja, kepada wartawan di Desa Wisata Lewolein, Bupati Sunur sempat mengutarakan kekecewaannya terhadap aksi protes tersebut.
"Ini politik yang membuat mereka tidak bisa bersatu. Ini juga pelajaran untuk kita semua. Boleh berseberangan tetapi pembangunan harus tetap jalan," imbuhnya.
"Kontra silakan, sikap kritis silakan tapi pembangunan harus terus jalan," pungkasnya. (Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Ricko Wawo)