John Kei Membunuh Sejak Berusia 22 Tahun, Ketika Keponakan Nus Kei Itu Jadi Satpam di Jakarta
POS-KUPANG.COM -- Beberapa hari terakhir, nama John Kei, menjadi bahan pergunjingan nan hangat di tanah air.
Namanya sontak melambung, ketika ia memerintahkan anak buahnya menyerang kelompok Nus Kei yang adalah pamannya sendiri, di Jakarta Minggu, 21 Juni 2020.
John Kei dikenal sebagai preman yang paling ditakuti di Jakarta. Namun dia juga dinekal sebagai GodFather of Jakarta.
Namun dari kasus penyerangan terhadap pamannya itu, terungkaplah masa-masa silam John Kei.
Sejak tiba di Jakarta puluhan tahun lalu, John Kei mengawali pekerjaannya sebagai petugas security.
• Setelah Masuk Islam, Deddy Corbuzier Buang Semua Alat Sulap, Sang Mentalis Ungkap ini Alasannya
• Secret Number Dikritik Karena Koreogafi Lagu Debut Membosankan, Jabawaan Dita Karang CS bikin Kagum
• LCS Makin Panas, Ribuan Tentara China dan Amerika Siap Perang, Satu Kesalahan Bisa Krisis Besar
"Saya jadi security di sana, tempatnya banyak bule-bule. Waktu itu ada yang ribut (berantem), saya pisahin, terus saya dipukul dari belakang.
Akhirnya sempat berantem, tapi polisi datang menyelesaikan, saya kemudian pulang ke rumah.
Tapi masih penasaran, balik lagi ambil golok, niat saya tadinya, saya enggak mau bunuh dia. Cuma mau kasih besutan, ternyata di luar dugaan, parang pas kena leher, dan dia mati."
Ini diungkapkan John Kei dalam tayangan Kick Andy yang diunggah di YouTube, Jumat (12/4/2019).
Ya ini kisah John Kei pertama kali membunuh orang di usia 22 tahun, bos preman Ibu Kota berjuluk GodFather of Jakarta ungkap tak ada penyesalan.
John Kei dikenal sebagai preman yang sadis dan tak segan menghabisi nyawa korbannya.
Kali pertama dirinya melakukan pembunuhan adalah saat bekerja sebagai security di sebuah tempat hiburan malam di Jakarta pada tahun 1992.
Hal tersebut juga ia ceritakan kepada Andy F Noya dalam program Kick Andy tahun 2019 lalu.
John Kei dalam sidang kasus pembunuhan berencana terhadap Tan Harry Tantono alias Ayung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (27/12/2012).
Merasa belum puas, ia kemudian mengejar pihak-pihak lain yang terlibat perkelahian dengannya itu.