NTT Terkini

Selamat Jalan dr Husein Pancratius Rukeng, Pejuang Kemanusiaan yang Tangguh dan Rendah Hati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

HUSEIN PANCRATIUS - Keluarga foto di peti jenasah Almarhum dr Husein Pancratius Rukeng, di kediamannya setelah acara adat selesai. 

Laporan Reporter POS-KUPANG. COM, Tari Rahmaniar Ismail

POS-KUPANG.COM, KUPANG - Suasana duka menyelimuti rumah duka almarhum dr Husein Pancratius Rukeng, mantan Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), yang tutup usia pada Selasa pagi, 26 Agustus 2025, di usia 78 tahun. 

Almarhum dikenal luas sebagai tokoh yang berdedikasi tinggi dalam isu-isu kesehatan, khususnya HIV/AIDS.

Sejak pagi hari, rumah duka dipadati oleh sanak keluarga, sahabat, kerabat kerja, serta masyarakat yang ingin memberikan penghormatan terakhir kepada sosok yang dikenang sebagai dokter, pemimpin, dan penghibur ini.

Dr. Husein menjalani perjuangan panjang melawan berbagai komplikasi kesehatan selama setahun terakhir.

Adiknya, drh. Maria Geong, Ph.D., menjelaskan bahwa almarhum sempat menjalani empat kali operasi besar, termasuk pemasangan ring jantung, operasi vaskular, hingga amputasi kedua kakinya.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Tangani 25 Orang HIV/AIDS

"Dia selalu tunduk pada keputusan medis, bahkan dari dokter-dokter yang lebih muda darinya. Itu menunjukkan betapa tangguh, kooperatif, dan rendah hatinya sebagai seorang profesional," ujar drh. Maria Geong, Selasa (26/8). 

Meski kondisi fisiknya menurun drastis, semangat dan pikirannya tetap tajam. Almarhum kerap mengatakan, “Hanya kaki saya yang pensiun. Tapi pikiran, telinga, dan tangan saya masih produktif.”

Dr. Husein Pancratius pun tetap memberikan sumbangsih pemikiran kritis untuk dunia kedokteran dan kemanusiaan hingga akhir hayatnya.

Mendiang sempat meminta secara langsung untuk menerima sakramen-sakramen terakhir sebagai umat Katolik, termasuk sakramen pengampunan dan pengurapan orang sakit. 

Menurut keluarga, tindakan itu mencerminkan kesiapan spiritual almarhum untuk menghadapi kematian.

Baca juga: HIV/AIDS di Flores Timur Lebih Sedikit Serang PSK Dibanding Pekerja Lain

Salah satu momen yang sangat menyentuh bagi keluarga adalah ketika Husein, setelah amputasi, sempat berpesan kepada adiknya untuk "menyampaikan terima kasih kepada kaki yang telah menemaninya berkeliling NTT dan Indonesia demi kemanusiaan."

“Ia tetap humoris bahkan dalam kondisi terlemah. Ia tak pernah berhenti membuat kami tertawa,” ungkap drh. Maria Geong. 

Antonius Ali, Ketua Ikatan Keluarga Manggarai Raya (IKMR) Kupang, turut memberikan penghormatan atas kiprah dan keteladanan almarhum.

“Beliau adalah dokter pertama dari kawasan Kolang, Manggarai Barat. Sosok yang sederhana, rendah hati, pekerja keras, dan sangat humoris. Kami kehilangan tokoh besar yang menjadi kebanggaan masyarakat Manggarai,” ujar Antonius Ali.

Baca juga: Penderita HIV/AIDS di Sumba Timur Capai 275 Orang dalam Lima Tahun

Halaman
12

Berita Terkini