Mengutip Jet Propulsion Laboratory (JPL) NASA, tarikan gravitasi planet dapat mengubah lintansan orbit sebuah asteroid, baik asteroid sesatan (stray asteroid) maupun pecahan dari tabrakan asteroid sebelumnya yang diyakini telah menabrak Bumi di masa silam.
• Ashanty Kaget Aurel Hermansyah Tanya Hari Baik ke Ustadz Abah Jagat Sinyal Dinikahi Atta Halilintar?
• Uskup Maumere Minta Umat Muslim Sikka Bangun Silaturahmi
Sedangkan jatuhnya asteroid seperti yang akan terjadi esok lusaa, disebut Planetary Defense Coordination Office NASA, sebagai proses alami yang terjadi terus menerus.
Bahkan, setiap harinya material seberat 80 hingga 100 ton asteroid jatuh ke Bumi dari luar angkasa dalam bentuk debu dan meteorit kecil.
600 asteroid dalam 20 tahun Setidaknya dalam 20 tahun terakhir, sensor radar pemerintah AS telah mendeteksi hampir 600 asteroid berukuran sangat kecil (beberapa meter saja) yang memasuki atmosfer Bumi sehingga menciptakan bolide atau fireball.
Para ahli memperkirakan benda langit jatuh alami, yang ukurannya lebih besar, sangat jarang terjadi. Bisa dibilang terjadi sekali dalam skala waktu ratusan hingga ribuan tahun.
Namun, mengingat ketidaklengkapan katalog objek dekat Bumi saat ini, benda jatuh alami seperti meteorit Chelyabinsk dapat terjadi kapan saja. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebuah Asteroid Terpantau Mendekati Bumi Jelang Lebaran, Ini Penjelasan Lapan", https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/20/172900165/sebu ah-asteroid-terpantau-mendekati-bumi-jelang-lebaran-ini-penjel asan?page=all#page3
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Rizal Setyo Nugroho